Temari berjalan memasuki tempat latihan para Chunin Konoha. Di tangannya, terlihat sekotak bento untuk suaminya. Seperti biasa, ia membawakan makan siang suaminya yang entah kenapa lagi lagi tertinggal padahal Temari yakin sudah meletakkan bekal itu di hadapan Shikamaru.
Ia bisa merasakan Chakra tenang Shikamaru yang sedang bertarung dengan gejolak Chakra yg lainnya dari dalam tempat latihan.
Wanita bermarga Nara itu berhenti tepat sebelum menginjak arena latihan, ia lebih memilih menyembunyikan dirinya di lorong sambil mengamati apa yang dilakukan suaminya.
Gadis dengan helaian coklat pendek terus menyerang Shikamaru dengan sekuat tenaganya dan tentu saja hal itu bukanlah hal yang berarti untuk sang pemimpin klan Nara, Shikamaru terus menghindari setiap serangan yang dilayangkan ke arahnya.
Temari tersenyum, menikmati pemandangan yang cukup mengesankan itu. Mengetahui ada banyak calon Shinobi berbakat membuat perasaan nya membuncah senang.
"Baiklah, aku menyerah !" Shikamaru mengangkat kedua tangannya ke atas, ia menatap Chunin itu sambil tersenyum puas. Gadis itu melompat kegirangan tanda senang.
Lekukan di bibir Temari tiba tiba memudar saat melihat adegan itu. Pikirannya terlempar ke ujian Chunin dimana ia dan suaminya pertama kali bertemu. Waktu dimana sang suami menyerah setelah berhasil mengikatnya dengan Jutsu bayangan.
Jujur saja, ia masih kesal jika mengingat hal itu
"Sering mengatakan menyerah dengan mudah itu tidak bagus loh." Temari memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya, berjalan mendekati suaminya yang memasang wajah senang.
"Menurutku itu boleh saja, aku kan tidak menyerah tanpa perlawanan." Shikamaru berdiri tepat dihadapan Temari. Ia baru saja akan mengambil Bento yang dibawakan istrinya jika tangannya tidak di tepis pelan.
"Aku ini sedang menasehati mu tahu ! Jangan sering sering menggunakan kata itu ! Mereka bisa dengan mudah mengatakannya di lapangan misi nanti !"
"Apa ya--"
"Kata kata yang sering kau ucapkan saat latihan bisa jadi racun untuk mereka, mereka bisa saja cepat menyerah di Medan pertempuran ! Itu bukanlah hal yang bagus ! Kau kan melatih mereka untuk menjadi Shinobi hebat, jadi-- " Temari terus mengomeli Shikamaru tentang kata kata 'menyerah' itu. Entah kenapa hatinya jadi panas, kesal tanpa tahu penyebabnya itu benar benar membuatnya pening.
Ah, atau dia tahu tapi tidak ingin mengakuinya ?
Shikamaru mendengarkan dengan seksama, tapi ia sedikit bingung, kenapa istrinya begitu cerewet soal seperti ini ? Padahal biasanya Temari tak pernah peduli dengan cara mengajarnya.
Otak jeniusnya berpikir keras sambil terus mendengarkan semua Omelan istrinya. Sebuah jawaban akhirnya terlintas di pikirannya dan itu membuatnya tersenyum geli.
"Hei, Temari," Shikamaru memotong Omelan istrinya dengan nada tenang.
"Apa ?"
"Aku mencintaimu."
"Sudah pasti begitu kan ? Kenapa tiba tiba--"
"Karena itu kau tidak perlu cemburu."
"A- APA ?! Me- memangnya untuk apa aku cemburu ?!"
"Bukankah kau cemburu karena aku menggunakan kata menyerah kepada orang lain eh ?"
"T- tentu saja tidak ! A- apa yang kau katakan ?! Tidak mungkin seperti itu !"
Shikamaru mengangguk sambil tersenyum "Iya, iya, lalu ? Kenapa tiba tiba cerewet sekali huh ?"
"Aku kan sudah bilang, aku sedang memberiku nasehat cara mengajar yang baik, bocah cengeng !"
"Oh ? Bukan karena cemburu ?"
Temari mendengus, memasang ekspresi sombong "Heh, jangan salah paham ! Aku sudah menghabiskan waktuku untuk menasehatimu, jadi berterima kasihlah !"
Shikamaru mengangguk patuh, ia mengambil tangan Temari lembut lalu mengecupnya "Terima kasih."
"Ish kau bodoh ya ?! Kenapa kau melakukannya semudah itu ?!!" Wajah Temari mulai memerah, ia memang selalu meleleh dengan sikap lembut pria yang sudah resmi menjadi suaminya sejak beberapa tahun yang lalu itu.
"Kalau itu permintaan istriku, apapun akan kulakukan." Ujar Shikamaru sambil mengecup dahi istrinya.
Wajah Temari semakin merah tak terkendali. Rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Wajahmu memerah loh, Temari." Shikamaru memang jahil, ia suka sekali menggoda istrinya meski tahu ia bisa saja diterbangkan atau minimal ditampar.
"Ti- tidak juga kok ! A- aku hanya kepanasan !"
"Benarkah ?"
"Tentu saja !"
"Sudah, jangan cemburu lagi ya ? Karena kata 'menyerah' yang ini berbeda dengan yang ku berikan padamu." Bisik Shikamaru tepat di telinga Temari.
"Bicara apa kau ini ?! Sudah kubilang aku tidak cemburu !"
"Iya, kau tidak cemburu, tapi kau marah karena kau pikir aku hanya mengatakan menyerah padamu saja kan ?"
"Tidak, bodoh ! Su- sudahlah ! Kau menyebalkan !" Temari menyerahkan kotak bento yang ia bawa dengan paksa dan sedikit kasar ke tangan suaminya. Ia menundukkan wajahnya dalam dalam untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.
"Terima kasih, istriku, aku akan memakannya sampai habis."
"Su- sudah tentu begitu ! Sudahlah, aku mau pulang saja."
Shikamaru terkekeh pelan saat melihat sosok istrinya berjalan menjauh "NANTI AKU AKAN KEMBALIKAN SECEPATNYA !"
"JANGAN PULANG ! PINDAH SAJA SANA !" Temari tahu, Shikamaru bukan hanya ingin mengembalikan kotak bentonya, tapi juga sekaligus menggodanya soal tadi. Sejenak, ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia bisa terpancing emosi hanya untuk hal seperti itu ?
Temari pasti sudah gila.
Ya, dia pasti sudah gila tadi !
Tapi kata menyerah itu hanya miliknya seorang !!
Tawa Shikamaru lepas, ia menatap kepergian istrinya sampai sosoknya tak lagi terlihat di matanya. Pria itu berbalik dan terkejut saat murid muridnya menatapnya dengan tatapan menggoda atau kagum.
"Hee Temari - san imut sekali, dia benar benar Tsundere, kisah cinta kalian pasti sangat menyenangkan ya, Shikamaru - Sensei ?" Goda salah satu murid perempuan.
"Ah, kisah kalian seperti di drama dan novel romantis ! Manis sekali !" Pekik yang lainnya.
"Shikamaru - Sensei tidak mau melakukan yang seperti tadi denganku ?" Goda beberapa anak.
Shikamaru hanya tertawa mendengar tanggapan tanggapan seperti itu, ia memang sering mendengarnya dari orang yang melihat interaksinya dengan istrinya "Jangan, nanti aku bisa diterbangkan istriku."
"Temari - san cantik sekali jika merona seperti itu." Komentar salah satu Chunin laki laki.
"Hei, dia istriku, jangan kau lirik sedikitpun !"
"AKHH SHIKAMARU - SENSEI ROMANTIS SEKALI !"
Shikamaru hanya bisa menghela napas saat mendengar pekikan senang para gadis itu.
"Haah merepotkan, sudahlah, ayo kita lanjutkan latihannya."
'haah Temari memang manis sekali.'
------------------------000--------------------------
Please check my message in the bio
Saba_No_Tema
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru