Shikamaru menatap kunai kunai di tangannya sebentar lalu memasukkannya ke tas misi miliknya. Shikamaru menghela napas, entah berapa kalipun ia melakukannya, rasa sesak di dadanya tak kunjung menghilang. Pria yang biasa bangun di siang hari itu kali ini bangun jauh sebelum matahari terbit, ia menatap pantulan dirinya sendiri yang saat itu sedang memakai kaos hitam tanpa ropi Chunin yang biasa ia pakai dengan tatapan kesal
tap
Shikamaru menoleh ke jendela kamarnya yang terbuka lebar. Ia melihat seorang gadis dengan surai seindah pasir emas yang diterpa cahaya, gadis itu menatap Shikamaru dengan tatapan sulit dikatakan
" kenapa kau kemari, Temari ? " tanya Shikamaru dingin. Temari turun dari jendela dan berjalan pelan ke arah Shikamaru, ia berdiri tepat dibelakang punggung pria itu
" kau.. marah ? "
" untuk apa aku marah ? " Shikamaru memunggingu Temari, ia tak ingin menatap gadis itu kali ini karena itu bisa saja mengurangi tekadnya. Shikamaru kembali memfokuskan dirinya dengan kunai juga beberapa senjata yang harus ia bawa
Temari terlihat sedikit tersentak mendengar nada dingin dari Shikamaru yang pastinya ditujukan kepadanya. Temari merasa dadanya begitu sesak
grep
Shikamaru tersentak, ia tak menyangka jika Temari akan memeluknya. Temari menyesap aroma khas Shikamaru dan menengkan hatinya yang tadi sempat terasa sakit
" gomen " lirih Temari
" untuk apa ? "
" karena mengejekmu kemarin.... sebenarnya aku... tidak bermaksud begitu..... aku hanya... ingin menghiburmu, kau terlihat sangat hancur saat keluar dari pemakaman kemarin jadi.... aku ingin menghiburmu, aku tidak bisa melihatmu seperti itu "
Temari kembali mengingat kesalahannya yang mengejek Shikamaru selepas pemakan gurunya, Asuma Sarutobi kemarin. Temari bermaksud menghibur Shikamaru dengan cara sedikit mengejeknya tapi Shikamaru merespon tindakannya itu dengan kurang baik, Shikamaru membentaknya saat mereka sedang berdua di dalam penginapannya tanda pria itu benar benar tidak suka dengan candaannya
" aku tidak marah " Shikamaru berbalik dan menggenggam tangan Temari yang tadi mencengkram kaos belakangnya. Ia menatap mata sang Putri Suna yang memancarkan rasa bersalah itu
" aku yakin kau tidak datang hanya untuk mengatakan hal itu, Temari " sambung Shikamaru
Temari nampak terkejut, ia memalingkan wajahnya tanda tebakan Shikamaru benar adanya
" dengarkan aku Temari, jika kau kemari untuk mencegahku pergi membunuh Hidan maka sebaiknya kau menyerah, aku dan tim ku akan membalaskan dendam Asuma - sensei dan tidak ada yang bisa menghalangi kami. apa kau dengar Temari ? AKU AKAN MEMBALASKAN KEMATIAN GURUKU APAPUN YANG TERJADI DAN TIDAK ADA YANG BISA MENCEGAHKU " Shikamaru sengaja menekankan kalimat terakhirnya. Ia menatap iris hijau itu dengan tatapan serius
Temari menarik kedua tangannya yang digenggam Shikamaru lalu memalingkan wajahnya sambil menunduk " aku mengerti "
Shikamaru mendengus " baguslah, sekarang cepat keluar dari kamarku, aku akan berangkat sebentar lagi " ujar Shikamaru sambil memakai rompi Chuninnya
Temari terdiam, ia masih memalingkan wajahnya dari Shikamaru. Gadis kuncir empat itu terlihat menggigit bibir bawahnya pelan
' apa aku tadi keterlaluan ya ? dia sampai diam seperti itu ' batin Shikamaru sambil melihat pantulan Temari dari cermin
" sebenarnya.... ada hal lain yang ingin kukatakan " lirih Temari
Shikamaru menghentikan kegiatannya memakai eompi Chuninnya dan setengah berbalik menghadap Temari yang masih menunduk dengan tatapan bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru