Time Freeze - Bagian 33

7 3 0
                                    

Wajah Peter langsung terkejut saat memeriksa pagar rumput di samping pohon mangga di halaman belakang rumahnya.

"Ini... Kucing?"

"MIAW~"

Kucing hitam tersebut mengeong pelan dan berputar-putar di tempat. Ia tampak ingin mendekati Peter.

"Lu emangnya takut sama kucing? Bukannya lu takutnya sama belalang dan kecoak aja ya?"

"Ah, kalau kucing gw sebenarnya gak setakut itu. Cuma sedikit bergidik aja karena gw pernah dicakar dulu," jawab Stanley sambil mengusap dadanya.

Peter tersenyum kecil dan mengusir kucing hitam tersebut. Saking luasnya, memang terkadang ada binatang liar yang masuk ke halaman rumahnya seperti anjing dan kucing liar.

"Sudah gw usir ya. Haha," ucap Peter bangga sambil berkacak pinggang.

"Thanks, Pet," balas Stanley sambil mengacungkan jempolnya.

Peter mengangguk kemudian melihat ke arah pohon mangga di sampingnya. Melihat hal tersebut, Stanley juga ikut melihat ke arah pohon yang buahnya tampak sudah mulai ranum tersebut.

"Pernah manjat pohon mangga, Stan?"

Stanley menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Dulu, di depan rumah gw juga ada pohon mangga. Sherly senang banget manjat pohonnya buat metik mangga yang sudah matang," ucap Stanley yang tiba-tiba mengenang masa kecilnya.

"Emm... Terus, lu gak ikutan?"

"Ikut, tapi gw berdiri di bawahnya. Gw takut ketinggian soalnya. Jadi, gw suruh adik gw yang lebih berani buat metik tuh mangga semua dan lemparin buat gw kumpulin. Pernah tuh satu kali, kepala gw kepentuk mangganya. Untung aja gw gak mati, jadi gw bisa ada di sini sekarang nemenin lu."

Peter langsung tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Stanley barusan.

"Lu gak bisa ngomong yang lebih cheesy lagi ya dari itu? Haha."

"Ya maaf gw sepertinya seasin cheese (keju), gak kayak yang satunya semanis coklat...."

"Hah? Jadi lu bilang Sherly adik yang manis? Ternyata, lu kakak yang sweet juga ya," Peter tersenyum menggelengkan kepalanya.

"... Ahaha, iya," balas Stanley sambil menghela nafas panjang dengan wajah sedikit kecewa.

Peter tampak sedikit bingung atas reaksi sahabat barunya tersebut, namun Stanley mengalihkan topik dengan kembali bercerita singkat tentang memori masa kecilnya. Pada dasarnya, Sherly sang adik cenderung tipe yang lebih berani dibanding dirinya.

"Hmm... Kalau gw pikir, mungkin adik lu berani karena ada lu sebagai kakaknya yang menemani dia sih."

"Nah, gw gak tahu sih. Setelah makin berumur, gw sebenarnya gak sesering itu sih main bareng ataupun ngobrol sama dia. Makanya, mungkin gw miss sesuatu sehingga gak tahu kenapa dia bisa tiba-tiba memakai Levitation bersama gurunya...."

"Yah, tapi at least, gw sih merasa sepeti itu ya. Sejak ada lu, gw merasa lebih berani bertindak maupun mengambil keputusan," ucap Peter sambil memasang senyum lebar ke arah Stanley.

Stanley diam sejenak dan tampak terkejut mendengar jawaban tersebut.

"Oh ya? Keputusan apa misalnya?"

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang