[2 Hari Menuju Acara Christmas With Diamond]
Siang ini, Ansel duduk menunggu Ikshan seperti biasa di Lorong Angin. Lorong yang menghubungkan berbagai gedung fakultas dan kantin kampus Taruna Bangsa tersebut tampak sepi.
Awal Desember merupakan minggu terakhir masa belajar normal sebelum para mahasiswa memasukin masa ujian akhir semester. Banyak mahasiswa yang memilih pulang cepat atau pergi berjalan-jalan untuk menikmati waktu bebas mereka sebelum mendapat penderitaan dengan belajar ekstra keras untuk ujian.
'Dih, si Om Kampret itu lama banget. Gw keburu harus ketemu sama Edwin dan Stanley nih.'
Ansel mengecek ponselnya dengan sedikit gelisah. Ia sudah menunggu hampir lima belas menit, namun batang hidung dosen pengajar mata kuliah manajemen keuangan tersebut masih belum terlihat.
Pria berambut man bun tersebut memutuskan untuk bersandar dengan rileks di bangku panjang yang ia duduki sambil melihat ke arah langit.
Awan gelap tampak menyelimuti wilayah kampusnya. Sesekali, suara gemuruh petir juga terdengar cukup keras dan mengagetkan beberapa mahasiswa yang sedang berjalan.
'Huh, musim hujan gini gak enak ya kalau buat jalan-jalan....'
Ansel menegapkan posisi duduknya dan membuka tas kuliahnya untuk mengambil sepucuk amplop.
Setelah melirik sekitarnya dan memastikan tidak ada orang yang berjalan ke arahnya, ia membuka amplop tersebut dan melihatnya diam-diam tanpa mengeluarkan isinya dari dalam tas.
Tes: Datang ke acara Christmas with Diamond dan laporkan siapapun yang mencurigakan ke pemberi surat ini. Lakukan apapun yang menjadi perintah berikutnya.
Ansel memasukkan kembali kertas tersebut dan menutup amplop yang ia terima dari Elisa. Ia sebenarnya agak khawatir dengan bagian 'lakukan apapun' yang tertulis di akhir.
'Sepertinya Elisa punya posisi yang penting di PHANTOM. Gw harap, gw gak sampai harus konfrontasi dia karena gak setuju dengan perintahnya....'
"Hmm, wajah lu kenapa murung?"
Suara agak cempreng tersebut mengaburkan lamunan Ansel. Ia segera berbalik dan mendapati Ikhsan sudah berdiri di dekatnya.
"Hei, Om Kampret! Lu pake kekuatan lu?"
"Kagak, enak aja," Ikhsan mengambil posisi duduk di samping Ansel, "Riskan lah pakai itu di tempat terbuka gini. Lu aja yang gak sadar gw sudah di dekat lu, Bro."
Ansel mengernyitkan dahinya ketika dosen tersebut malah seenaknya duduk di sampingnya sambil mulai menyalakan vape. Seharusnya, ia duduk di sisi lain agar mereka duduk saling membelakangi seperti biasa.
"Tenang, kita cuma bicara bentar aja kok. Lagian Lorong Angin sepi banget hari ini, jadi gak masalah," ujar Ikhsan sambil menghembuskan asap vapenya.
Samar-samar, Ansel dan menghirup wangi lemon di dekatnya.
Ia segera menggeser sedikit posisinya menjauhi Ikhsan untuk mengantisipasi bila ada orang yang ia kenal melihat mereka berdua.
"Ckck, yah sudah. Gw juga cuma mau lapor kalau Sabtu ini gw harus datang ke Christmas with Diamond untuk probation PHANTOM. Lu gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Superpower - Your Life Is The Price
Mystery / ThrillerPernahkah kamu mendengar kasus pembunuhan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa? Tahun 2021, Indonesia dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai yang tidak biasa. Setiap korbannya selalu ditemukan tewas dengan mengeluarkan darah dari mat...