Mind Reading - Bagian 20

7 4 0
                                    

Pada saat acara sambutan pembuka oleh Bu Samantha dimulai, Mike pergi dari ruangan Gala Dinner menuju ke arah lift. Ia menelepon Karen untuk memastikan rencana mereka berjalan dengan lancar.

"Ibu Tiri aman? Ganti," tanya Mike sambil berjalan dengan buru-buru.

"Aman. Barusan Silas lapor kalau posisi Ibu Tiri masih duduk santai di dekat Pak Gavin. Ganti," jawab Karen dengan sedikit antusias.

Mereka menggunakan julukan Ibu Tiri untuk Big Bear dalam operasi ini.

"Laptop presentasi sudah aman? Ganti,"

"Aman. Ilmu hacking via Wi-Fi yang gw dapat dari guru gw manjur. Ganti,"

"Posisi kalian aman? Ganti,"

"Aman. Silas masih duduk di samping kenalan jurnalisnya. Gw duduk menyendiri di luar ruangan. Ganti,"

"Ini kita harus banget yah pakai ganti-ganti segala di akhir pembicaraan? Ganti,"

"Iyah bos. Ini kan udah semacam misi-misi ala film agen rahasia. Biar feel-nya dapat aja kok. Lu masih pegang USB spesial itu kan? Ganti,"

Mike menghela nafas sambil meraba saku kemejanya. USB spesial yang akan digunakan dalam operasi 'menyelamatkan tim DiaShop' ini masih berada di dalamnya.

"Ada. Aman. Keep in touch ya via chat. Ini gw naik lift dulu. Over," ujar Mike sambil masuk ke dalam lift.

Sambil menunggu lift naik menuju ke lantai tim Product, Mike melakukan sedikit peregangan dan membenahi kemejanya karena tidak ada orang lain. Sesuai rencana, Mike akan menyusup ke ruangan Big Bear dan meretas laptopnya menggunakan USB spesial berisi program peretasan yang dibuat oleh Karen berkat bantuan seorang kenalannya di forum programer.

Big Bear memiliki kebiasaan meninggalkan laptop kerjanya di meja. Ruangan dia seharusnya tidak dikunci karena hari ini masih termasuk hari kerja. Selain itu, seluruh karyawan di divisi Product diwajibkan menghadiri Gala Dinner, sehingga ruangan divisi Product juga pastinya kosong.

Setelah menceritakan mengenai pilihan berat yang diberikan Big Bear dan juga status Anggi yang merupakan mata-mata, Silas dan Karen sepakat untuk mencari informasi apapun yang bisa digunakan untuk membuat keputusan Big Bear tidak berlaku. Memang lumayan riskan, namun sebisa mungkin Mike tidak ingin siapapun di timnya terkorbankan.

Dari laptop yang dia gunakan, Karen bisa mencoba meretas penyimpanan awan yang digunakan oleh Big Bear. Memang ada kemungkinan tidak ada satupun dokumen dan informasi yang berguna. Bila terjadi seperti itu, maka Silas mengusulkan agar mereka melakukan blackmail terhadap Big Bear untuk membatalkan keputusannya memecat anggota tim DiaShop.

'Ini memang tindakan yang berisiko. Tapi, harusnya masih masuk akal. Untung gw diskusi sama mereka berdua.'

Mike membatin sambil mengulang apa yang harus dilakukannya di dalam otaknya.Begitu lift berhenti di lantai tujuan, ia segera keluar dari lift dan berjalan melewati lorong yang sepi. Hampir seluruh karyawan sudah pulang atau menghadiri Gala Dinner.

Saat mendekati ruangan divisi Product, mendadak pintu dibuka dari arah dalam oleh Bi Ijah. Ia tampak membawa peralatan mengepel lantai.

"Nak Mike gak ikutan Gala Dinner? Nanti kena omel Pak Malik lho," tanyanya dengan wajah bingung.

"Oh, ikut kok Bi. Buktinya saya pakai kemeja rapih nih. Cuman, saya ketinggalan dompet, jadi sengaja balik ke sini buat ambil dulu," jawab Mike sambil mengarang alasan.

"Dompet sih, tenang aja Nak. Aman kok, Bibi jaga terus di sekitar sini."

"Iya Bi. Saya percaya Bibi kok. Cuman, saya orangnya suka gak tenang kalau dompet ditinggal di tempat lain," Mike menggaruk belakang kepalanya sambil memasang senyum.

"Oh, begitu. Ya udah Nak. Bibi cuman ngomong aja. Kalau ngeliat orang baju putih di dekat dispenser, pura-pura gak liat aja ya Nak," ucap Bi Ijah dengan muka yang serius.

"Eng, iyah Bi. Sama-sama," jawab Mike yang pura-pura mengacuhkan peringatan Bi Ijah.

Kisah hantu baju putih merupakan salah satu kisah seram di ruangan divisi Product. Bi Ijah mengaku pernah melihatnya berkali-kali saat membersihkan ruangan malam hari. Mike termasuk orang yang tidak begitu percaya kepada hal-hal supernatural, meskipun ia mulai berpikir bahwa bisa saja hantu memang ada, karena kekuatan super ternyata nyata.

Saat masuk ruangan divisi Product, Mike sengaja berjalan dulu ke arah kubikelnya untuk memeriksa isi tasnya, seolah sedang mencari dompet. Ia melihat keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada orang, termasuk di dalam ruangan Big Bear. Bi Ijah juga tidak tampak masih berdiri di luar ruangan.

Karena merasa aman, Mike langsung masuk ke ruangan Big Bear dan menemukan laptop di atas meja kerjanya. Ia menyalakan laptop tersebut dan memasang USB spesial ke port USB di laptop tersebut. Tidak perlu memasukkan kata sandi untuk membuka program apapun.

Sebentar kemudian, ia segera mengirimkan pesan WA kepada Karen untuk memulai program peretasan.

'Gila, canggih juga ya si Karen bisa nge-hack jarak jauh cuman dengan bekal USB. Bahkan ini gw gak usah tahu password laptop-nya.'

Sambil menunggu proses peretasan, Mike melihat-lihat ke sekitar ruangan Big Bear. Secara umum, dekorasi ruangan tersebut hampir tidak berubah sejak terakhir Bu Melinda menjabat. Ia kemudian melihat-lihat ke arah dua buah pigura foto yang diletakkan di atas meja kerjanya.

Foto pertama tampaknya diambil saat ia menerima suatu penghargaan di salah satu tempat kerja sebelumnya. Foto kedua menampilkan dirinya bersama lima orang lainnya, tiga orang pria dan dua orang wanita, di suatu lapangan rumput sambil mengenakan perlengkapan bermain golf.

Saat melihat foto kedua, Mike tampak mengenali sebagian wajah dari rekan-rekan Big Bear.

'Lho!? Pria yang di sebelah Big Bear ini... Pak Gavin kan? Lalu wanita ini... Bu Melinda? Mereka bertiga saling kenal? Yang wanita satu lagi gw gak pernah lihat, tapi pria yang satu lagi kok gw pernah lihat di mana ya...'


*RINGGGG!!*


Nada dering ponsel yang merupakan penggalan dari lagu Twister, salah satu musik dari sebuah game favorit Mike jaman dulu, membuyarkan konsentrasinya. Ia segera mengeluarkan ponsel dan mengecek nama peneleponnya. Ternyata, Silas yang meneleponnya.

"Bos, lu musti cepetan!" ucap Silas dengan nada suara yang terdengar panik.

"Eh cepetan kenapa? Ibu Tiri masih aman?"

"Nah itu dia. Tadi gw ke toilet bentar kan. Pas balik, Ibu Tiri udah gak ada. Pas gw cek, dia udah lagi naik lift. Takutnya, dia mau balik ke ruangannya bos!"

Seketika itu juga, rasa panik mulai menyerang Mike.

'Duh, mateng...'


***

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang