Shapeshifting - Bagian 23

4 2 0
                                    

[13 jam sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]


Pagi hari saat acara hari kedua, para tamu tampak bersantai di tempat makan dengan sarapan masing-masing. Beberapa orang tampak memilih untuk makan di saung yang terletak di luar sambil menunggu acara yang akan dimulai sekitar setengah jam lagi.

Berbeda dengan hari pertama, acara hari kedua diadakan untuk menjamu para tamu dengan kegiatan berbentuk games sekaligus mengunjungi objek wisata. Sebagian anggota panitia acara tampak sibuk menyiapkan perlengkapan untuk kegiatan berikutnya maupun mengecek para tamu yang hadir.

Di tempat lain, Harry tampak bergegas menuju kamar Gavin yang terletak di wilayah VIP lantai empat resor. Lantai tersebut digunakan oleh jajaran direksi untuk menginap, termasuk keluarga Bi Ijah yang menggantikan direktur Business Development and Product tersebut sebagai penyewa kamar.


'Oke, harusnya semua anggota direksi sudah ke bawah. Semoga aja lancar pertemuan gw sama si tua itu....'


Harry melangkah cepat sambil sesekali memperhatikan sekelilingnya yang tampak sepi.

Sesuai pembicaraannya dengan Tommy tempo hari, ia akan mencoba berbicara empat mata dengan Gavin mengenai pengakuannya memanipulasi kasus bunuh diri anaknya sendiri, Peter. Mereka berharap bisa mendapatkan pengakuan Gavin yang menjebak ayah mereka dalam kasus penggelapan uang investasi, sebab sangat sulit menemukan bukti langsung yang menunjukkan sebaliknya.

Ia tidak ingin sang adik ikut terlibat untuk meminimalisir pengaruh buruk terhadap karirnya di Diamond. Jika rencana ini gagal, maka sejelek-jeleknya Harry hanya akan kehilangan Diamond sebagai klien reguler akibat mengancam salah satu direkturnya.

Begitu tiba di depan kamar Gavin, Harry mengetuk pintu dan menunggu beberapa saat.


'Ayo cepetan buka, tua bangka. Gw udah gak sabar untuk mendengar kebenaran langsung dari mulut lu.'


Ia tersenyum masam sendiri, namun segera memantapkan kembali mimik mukanya begitu pintu dibuka oleh Gavin.

"Ah, Pak Gavin," Harry mengangguk sedikit, "Ada yang ingin saya bica-"


"Oh, Harry! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"


Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar dari belakang Gavin.

Bu Samantha tampak sedang duduk bersantai di kursi sofa sambil melipat kakinya. Ia tampil kasual mengenakan baju kaos putih, celana jeans, serta nyaris tidak menggunakan perhiasan. Sebaliknya, Gavin terlihat masih santai menggunakan pakaian piyama biru gelap. Tampaknya, ia belum sempat bersiap-siap untuk acara hari ini.

"Ah, saya mohon maaf mengganggu. Tadinya saya bermaksud memanggil Pak Gavin untuk bersiap-siap memandu acara senam pagi," ucap Harry sambil memasang senyum seadanya.

Ia tidak menyangka bahwa Bu Samantha akan mengunjungi Gavin sepagi ini.

"Harry, barusan kamu ingin bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan kan? Tunggu saja sebentar, saya sudah selesai dengan Bu Samantha," kata Gavin sambil mempersilahkan Harry masuk.

"Iya, kamu masuk saja Harry. Saya mau langsung turun," Bu Samantha beranjak untuk melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Harry mengiyakan dan masuk ke dalam ruangan.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang