Teleportation - Bagian 02

7 2 0
                                    

"MAH! Turunin pistolnya," ucap anak wanita tambun tersebut sambil bergegas menghampirinya.

Wanita berambut keriting sebahu tersebut langsung mengambil pistol tersebut dari tangan sang ibu yang tidak memberikan perlawanan apapun. Wanita tambun tersebut tampak terkejut.

"Mah, jangan suka bercanda pakai pistol pemantik api ah, Mah. Kalau bukan aku atau Friska yang masuk, mereka pasti panik setengah mati."

"Duh... Karen, tapi mamih beneran pusing ini. Papih kamu gak bisa kirim duit buat belanja mingguan karena ada masalah di kantornya," ucapnya sambil menjatuhkan dirinya ke sofa dengan muka sewot.

Karen memperhatikan ibunya sejenak, kemudian ia berjalan ke arah tas tangannya yang ditaruh di samping plastik berisi makanan yang dibawanya tadi. Ia tampak mengeluarkan dompetnya dari dalam tas dan mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu rupiah.

"Nih, Mah. Nanti balikkin ya pas Papah sudah kirim uangnya."

"... Duh, anak Mamih memang yang paling cantik sedunia," ucap sang ibu sambil cepat-cepat mengambil uang tersebut dari tangan Karen.

Dengan ekspresi sedikit sewot, Karen mengeluarkan boks makanan di dalam plastik dan bergegas pergi ke dapur untuk mengambil peralatan makan. Sementara itu, sang ibu pergi ke kamar tidurnya yang dapat langsung diakses dari ruang keluarga tersebut.

Di ruang tidur sederhana tersebut, wanita agak tambun tersebut mengeluarkan dompet bermotif kulit ular berwarna coklat dan memasukkan uang dua ratus ribu rupiah yang diterimanya dari Karen sambil tersenyum. Setelah itu, ia hendak kembali ke ruang keluarga, namun terhenti sejenak saat melihat lukisan dengan gaya gambar anak-anak yang terpasang di dinding kamarnya.

Pada lukisan tersebut, terlihat gambar sepasang suami istri dan kedua anak perempuannya. Nama Karen dan Friska tersemat di samping gambar anak perempuan, sementara nama Mira dan Frans ditulis di samping pasangan suami istri. Latar lukisan tersebut menampilkan menara Tokyo.


'Hmm... Dilihat sampai kapanpun, ada sesuatu yang bikin aku kurang puas di lukisan ini....'


(Contoh visualisasi Miranda Hutomo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Contoh visualisasi Miranda Hutomo. Ilustrasi oleh lordgalih_)


Miranda Hutomo, alias Mira, merupakan ibu kandung dari Karen dan Friska.

Suaminya, Frans Hutomo, bekerja sebagai tenaga sales mobil yang berada di kota Pekanbaru, Sumatera. Ia dimutasi ke sana dari cabang Jakarta karena dijanjikan komisi penjualan yang lebih tinggi. Keluarga mereka termasuk menengah ke bawah dari sisi ekonomi, sehingga Mira selalu membujuk suaminya untuk menerima tawaran pekerjaan yang menjanjikan penghasilan lebih besar.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang