Sehabis makan sore bersama sahabatnya di food court, Sherly memilih untuk membeli minuman jus kaleng di mesin penjual minuman otomatis yang terletak di salah satu sudut food court.
Ia bermaksud untuk membeli dua buah kemasan kaleng jus buah, di mana salah satunya akan ia berikan untuk Friska. Kebetulan, mereka berdua sama-sama menyukai jus stroberi.
Selesai memasukkan selembar uang sepuluh ribu ke dalam mesin, ia bermaksud menekan tombol jus stroberi yang letaknya agak tinggi. Sayang, ia merasa kesulitan untuk menggapai tombol tersebut dari posisi duduknya di kursi roda. Friska sedang pergi ke toilet untuk buang air besar, sehingga ia harus menunggu cukup lama jika ingin meminta bantuannya.
'Duh, tinggi banget nih, aku gak bisa sampai.'
Saat tampak kebingungan, seorang pemuda yang berdiri di belakangnya sejak tadi memutuskan untuk menawarkan bantuan.
"Permisi, mau pilih minuman yang mana? Biar saya bantu menekan tombolnya," ujar si pemuda menawarkan bantuan.
"Ah... Aku mau yang stroberi di atas itu dua buah. Yang merk BuahVitri. Makasih."
*CLANG!*
Dua kaleng minuman jus buah stroberi meluncur keluar. Sherly bisa mengambilnya dengan mudah di tempat pengambilan minuman yang posisinya cukup rendah.
Sesudah berterimakasih, Sherly minggir sejenak agar pemuda berjaket hoodie biru tadi bisa melakukan transaksi dengan mesin penjual otomatis. Sherly berusaha membuka salah satu kaleng minuman, namun ia tampak kesulitan. Kuku jari tangannya baru digunting, sehingga ia sulit menggunakan kuku tangannya untuk membuka segel kaleng.
Saat kebingungan tersebut, Sherly memanggil pemuda yang tadi membantunya saat ia baru mengambil dua buah kaleng jus jeruk.
"Kak, maaf. Boleh minta tolong untuk buka ini?" tanya Sherly kepadanya.
Pemuda yang mengenakan tudung jaket hoodie biru untuk menutupi seluruh rambutnya tersebut menoleh singkat kepada Sherly yang menyodorkan sebuah kaleng jus stroberi.
"Oh, boleh. Tunggu sebentar, ikut saya ke situ," ajak si pemuda ke arah meja food court yang kosong.
Sambil mengiyakan ajakannya, Sherly mengikuti pemuda tersebut ke arah yang ditunjuknya.
Seusai menaruh kedua kaleng jus jeruk yang baru dibelinya di atas meja, si pemuda mengambil satu kaleng jus stroberi milik Sherly dan membuka segel kaleng jus. Ia sedikit kesulitan membuka segel tersebut, namun akhirnya berhasil.
"Makasih ya kak."
"Iya, sama-sama," jawab si pemuda sambil duduk. Ia membuka salah satu kaleng jus jeruk yang dibelinya dan mulai meminumnya.
Sherly diam sejenak memperhatikan pemuda tersebut. Ia merasa penampilan si pemuda sedikit aneh karena mengenakan tudung jaket hoodie, padahal mereka berada di dalam ruangan.
Apa ia tidak percaya diri dengan wajahnya? Sherly merasa aneh, karena wajahnya pria tersebut lumayan bersih dan agak rupawan juga. Apakah ia tidak kepanasan dengan memakai tudung seperti itu ya?
"Ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya si pemuda yang baru menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan.
"Oh, gak ada kak. Makasih. Ini aku cuman lagi nungguin temen buang air besar aja. Dia lama banget di toiletnya."
"Mm.. Oke," ucap si pemuda sambil mengeluarkan ponsel miliknya dari saku jaket. Sepertinya ia juga sedang menunggu seseorang.
Setelah diam beberapa lama, Sherly merasa agak canggung. Ponsel miliknya ditinggal di kamar karena sedang diisi daya baterainya. Ia kemudian memutuskan untuk mengajak bicara si pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Superpower - Your Life Is The Price
Mystery / ThrillerPernahkah kamu mendengar kasus pembunuhan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa? Tahun 2021, Indonesia dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai yang tidak biasa. Setiap korbannya selalu ditemukan tewas dengan mengeluarkan darah dari mat...