Teleportation - Bagian 20

3 2 0
                                    

Malam sebelum hari resepsi, Karen tampak tegang di kamar tidurnya. Pikirannya terbayang-bayang ke acara kebaktian di gereja besok siang serta resepsi pernikahannya pada malam hari.

Bagaimana jika ayahnya yang seharusnya dalam penerbangan menuju ke Jakarta malam ini mendadak mengalami kecelakaan di udara?

Bagaimana jika para tamu tidak suka dengan makanan yang mereka hidangkan?

Bagaimana jika pendeta datang terlambat dan kebaktian menjadi mundur?

Bagaimana jika ada yang tiba-tiba menyatakan tidak setuju dengan pernikahannya dengan Riki saat kebaktian? Bahkan lebih buruknya, sang bunda yang mendadak menyatakan ketidaksetujuannya?

Ia merasa tidak dapat terlelap. Apakah sebaiknya ia tidak perlu tidur saja? Ia harus bangun jam tiga subuh keesokan paginya untuk bersiap-siap didandani, sedangkan saat ini jam di ponselnya masih menunjukkan pukul sepuluh malam.


'Duh, gw turun ke bawah sebentar deh. Mungkin bisa tidur kalau minum susu panas....'


Sebentar kemudian, Karen beranjak bangun dari kasurnya. Dengan rambut kusut dan baju tidur pink yang kancing bawahnya terbuka, ia menyeret tubuhnya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.

Saat hendak menuju ke dapur, ia mendapati sang ibu sedang menelepon ayahnya.

"... Tapi kamu udah kirim komisinya ke rekening Mamih, kan?"

"Udah, Yang. Cuman yah ini, Papih gak tahu kapan pesawatnya take off. Karen udah tidur?"

"Udah sih harusnya, tadi udah ke kamar. Kaalau gitu, Mamih mau cepet-cepet dulu urus buat nyetak-"

Mira berhenti berbicara saat menyadari Karen mendengarkan pembicaraan dirinya dan ayahnya.

"Mah? Papah masih belum berangkat?"

"Eh... Iya, ada delay karena cuaca lagi buruk. Tapi, tenang aja. Harusnya nanti sebelum subuh udah bisa ter-"

"Mah! Itu Papah kenapa mepet banget baru ke Jakarta tuh karena Mamah minta Papah ngurusin komisinya Papah buat Mamah dulu?"

Mira tampak terkejut, namun ia sepertinya berusaha untuk memasang senyum.

"Aduh, kok kamu mikirnya gitu sih. Udah, Ren. Kamu tidur aja yang tenang. Nanti juga Papih sampe kok."

Karen tampak sangat sewot, kemudian membalikkan badannya.

"... Kalau sampai ancur, semua salah Mamah...," ia perlahan berjalan untuk kembali ke kamar sambil mengepalkan kedua tangannya.

Sementara itu, Mira masih di dapur memegang ponselnya yang masih terhubung dengan Frans. Wajahnya tampak sangat sedih.


***


Tanggal 30 Oktober 2021 merupakan hari yang akan menjadi salah satu momen terbesar bagi pasangan Karen dan Riki. Hari ini, keduanya akan mengikat janji suci perkawinan sehidup semati.

Pada pagi hari, kedua mempelai didandani di rumah masing-masing dan berangkat terpisah menuju Gereja Kristen Jakarta yang terletak di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat. Bila lancar, rangkaian acara mereka akan dimulai dengan kebaktian perkawinan di gereja tersebut pada pukul sepuluh pagi, dilanjutkan dengan istirahat siang sambil ramah tamah keluarga dekat, dan berakhir di resepsi pernikahan siang menjelang sore hari di hotel Pan Pacific Jakarta.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang