Shapeshifting - Bagian 10

5 2 0
                                    

[19 hari sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]


Setelah turun dari mobil yang disewa dengan aplikasi DiaDrive, Karen dan Silas berdiri di depan rumah Bu Melinda, mantan atasan mereka yang mengundurkan diri secara tiba-tiba dan diganti oleh Malik alias Big Bear.

Rumah tersebut terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara dan bersebelahan langsung dengan rumah lain tanpa jeda tanah kosong. Bu Melinda tampaknya senang dengan desain bangunan yang tidak terlalu mencolok.

Bangunan setinggi dua tingkat tersebut dicat abu-abu. Halaman depan rumah dibatasi dengan pagar tinggi berwarna hitam. Sebuah movil hitam merk Avanza tampak diam terparkir di dalamnya.

Saat Karen berjalan untuk menekan bel rumah yang terletak di belakang pagar, Silas menghentikannya untuk merekap ulang tujuan mereka berada di sini.

"Duh, begini ya Silas Ndut. Kita di sini buat mengunjungi beliau yang baru melahirkan anaknya. Tapi, sebenarnya kita ingin mencari tahu hubungan Bu Melinda dengan Pak Gavin serta Big Bear itu apa. Ini gw sudah ngulang sampai tiga kali. Kenapa jadi lu yang lupaan sih?" ucap Karen sambil mencubit perut Silas.

"Yaa... Ini gw cuman ngetes aja kok kalau lu ingat misi kita di sini. Hehe- ADUH!" teriak Silas kesakitan saat pipinya dicubit.

"Sejak si anak magang itu selesai program magangnya, lu sering banget ya cari ribut sama gw. Udah ah, yuk masuk," Karen melepas cubitannya dan segera memencet bel pintu.

Silas mengelus pipinya yang masih terasa sakit dan berceletuk, "Duh, udah mau merit jangan galak-galak donk. Pasti itu udah lupa kan nama anak magang kita."

Karen menggulingkan bola matanya dan tidak menjawab tuduhan tersebut.

Ia merapikan rambutnya sebentar dan memeriksa jam tangan berwarna perak merk Casio yang digunakannya. Setelahnya, ia memeriksa tasnya sebentar untuk memastikan belati lipat berbentuk kalung salib yang dipinjamkan oleh Tommy kepadanya masih ada di dalam.


'Ini gw pinjamin untuk jaga-jaga saja. Kalau terjadi sesuatu yang gawat, pakai belati lipat ini ya.'


Begitulah kira-kira pesan Tommy saat meminjamkannya belati tersebut. Tentu saja ia berharap agar tidak ada kejadian buruk, namun memang tidak ada salahnya berjaga-jaga.


***


Setelah beberapa celetukan Silas yang membuat Karen hampir kehilangan pengendalian diri untuk tidak mencubitnya kembali, seorang wanita yang sepertinya asisten rumah tangga keluar dari pintu rumah dan membuka pagar. Mereka berdua diantar masuk ke dalam rumah.

Sambil berjalan melewati ruangan depan, Karen dan Silas melihat-lihat desain interior rumah Bu Melinda.

Sepertinya, ia merupakan seorang penyuka gaya Bohemian sederhana. Perabotan berwarna biru gelap, coklat, dan ungu bertebaran di mana-mana sehingga memberikan kesan kontras yang artistik dengan dinding beraksen putih pucat. Banyak vas bunga antik yang diletakkan untuk memberikan kesan tropis.


'Hmm, padahal waktu masih di kantor, beliau sama sekali gak pasang dekorasi gaya tropis begini.'


Asisten rumah tangga mengantar Karen dan Silas ke ruang makan.

Sama seperti ruangan lain, ruangan ini juga memancarkan nuansa Bohemian yang cukup kuat. Kain taplak meja, karpet, dan gorden memiliki motif artistik. Beragam vas antik dengan berbagai macam tumbuhan hijau diletakkan tersebar. Silas membuat komentar betapa inginnya ia tinggal di rumah semacam ini, dan hal tersebut diamini Karen.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang