Mind Reading - Bagian 18

8 4 0
                                    

Satu tahun yang lalu...


"Mike, tolong antar karyawan kita yang baru untuk berkenalan dengan rekan-rekan tim divisi Product ya. Dia ada di dalam ruangan saya lagi nunggu. Saya mau meeting dulu," perintah Bu Melinda pada Mike sambil pergi berjalan keluar.

Mike membalas sopan dan beranjak dari kubikelnya. Kebetulan ia belum sempat melihat dan berkenalan dengan karyawan baru tersebut, sehingga ia tampak sedikit bersemangat.

Saat ia membuka pintu ruangan direktur Product, sesosok wanita berambut panjang lurus sebahu sedang duduk di kursi. Penampilannya rapih dan feminim. Parasnya cantik alami.

Wanita tersebut menengok dan tersenyum ringan ke arah Mike yang berjalan pelan menghampirinya.

"Oh...," Mike mendadak tersipu malu saat melihat sosok wanita cantik di hadapannya. Butuh beberapa detik sebelum ia mulai berbicara, "Permisi, gw Mike, bagian Content untuk produk DiaDrive. Gw diminta Bu Melinda untuk mengantar lu untuk dikenalkan ke tim lain."

Wanita tersebut berdiri dan memperkenalkan dirinya, "Gw Anggi, mulai hari ini bekerja sebagai Lead UI (User Interface) di DiaDrive. Kita berarti satu tim ya?"

"Ah, sayangnya gw akan dipindahkan ke DiaShop mulai minggu depan. Jadi kita hanya akan bersama selama dua hari saja."

"Oh? Kenapa pindah? Lu bosan di DiaDrive?" tanya Anggi dengan sedikit antusias.

"Emm.. Gw diangkat jadi Product Manager-nya. Hehe," jawab Mike dengan sedikit malu.

"Wah, congratulations ya. Semoga DiaShop sukses launching-nya sama lu."

"Iya. Makasih ya. Lu juga pasti bisa lah. Kalau performance bagus, siapa tahu nantinya lu juga dipromosikan ke Product Manager."

"Oh, kalau gw sih kayaknya akan cukup happy aja sih stay di bidang UI atau product design. Gw gak berambisi naik ke level yang sifatnya management. Hehe," jawab Anggi sambil tertawa kecil.

Melihat wajah tersenyum karyawan baru tersebut entah kenapa membuat hati Mike terasa hangat.

"Kalau gitu, gw doakan semua cita-cita lu untuk menjalani pekerjaan di sini dengan happy tercapai ya."

Mereka berdua lanjut mengobrol basa-basi singkat, hingga akhirnya Mike teringat akan titipan tugas dari Bu Melinda tadi.

"Eh, hampir saja kelupaan mau ngenalin lu ke tim yang lain. Yuk," ajak Mike sambil berjalan keluar.

Anggi tersenyum sambil mengikuti Mike berjalan keluar dari ruangan direktur.


***


Tak terasa, sudah tiga hari berlalu sejak kejadian mengejutkan tersebut.

Sampai sekarang, Mike masih merasa berhalusinasi atas apa yang disaksikannya di mal Central Park, Kamis lalu. Ia melihat langsung jatuhnya sosok yang menjadi pujaan hatinya dari lantai empat mal. Menurut keterangan beberapa saksi, Anggi melompat atas kesadarannya sendiri karena tidak ada orang di sekitarnya. Mukanya memang tampak sangat suram sebelum melompat.

Anggi saat ini terbaring koma di rumah sakit Masilo, salah satu rumah sakit swasta terbesar yang kebetulan dekat posisinya dengan mal Central Park. Meskipun kehilangan banyak darah dan beberapa tulangnya retak atau patah, nyawa Anggi masih bisa diselamatkan. Hanya saja, dokter tidak bisa memastikan kapan ia akan sadar.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang