Teleportation - Bagian 04

5 2 0
                                    

"PAPAAA!!"

Teriakan Satria mengagetkan Yudha dan Evan yang sedang duduk di bangku penunggu pasien ruangan VIP di Rumah Sakit Masilo. Mereka berdua bergegas menghampiri Satria yang tiba-tiba bangun terduduk di ranjangnya.

"Bang? Lu kenapa Bang?"

"Tadi... Tadi papa tiba-tiba dipukul Harry dan... dan keluar darah dari sekitar lubang organ mukanya, dan..." Satria melirik ke arah adiknya, "... Wuff."

"Wuff?" ucap Yudha dan Evan bersamaan dengan keheranan.

Satria berhenti berbicara. Ia melirik ke sekitarnya sambil mengingat kembali kejadian yang membuatnya berbaring di sini.

Kemarin, dirinya nyaris pingsan di kantor dan ia segera dibawa ke Rumah Sakit Masilo oleh Ellie. Menurut dokter yang memeriksanya, Satria memiliki gejala penyakit tipes dan disarankan untuk melakukan rawat inap. Awalnya ia tidak mau, namun atasannya mengatakan bahwa Satria harus istirahat hingga sembuh.

"Kak Satria tadi mengigau main sama Carlo ya? Wuff Wuff~" ucap Evan sambil mengangkat kedua tangannya di dekat kepalanya, seolah bermain peran sebagai anjing.


(Contoh visualisasi Evan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Contoh visualisasi Evan. Ilustrasi oleh lordgalih_)


"Eh? Bukan, tadi gw mimpi... Mimpi apa ya. Pokoknya mimpinya aneh banget," jawab Satria sambil memandang ke arah adiknya.

Yudha tampak keheranan dengan pandangan abangnya. Beberapa detik kemudian, ia berjalan ke arah meja dan membuka plastik yang membungkus kotak bekal berisi makanan, sementara Evan masih 'menjahili' Satria dengan meneruskan bermain peran sebagai anjing.

"Nih, Bang. Titipan makan siang dari Kak Ellie. Bubur ayam buatannya. Kalau gejala tipes, mending makan yang lunak-lunak dulu Bang," ujarnya sambil membuka kotak bekal dan mengambil sendok.

Ia bergegas memberikannya kepada sang kakak.

"Thanks, Bill Gates Kecil," ucap Satria sambil menyantap pelan-pelan buburnya.

Tekstur bubur dan potongan daging yang lunak ditambah dengan rasa asin minimal membuatnya terasa gurih di lidah. Satria mengunyah cepat dan menelan bubur, kemudian segera menyendok lagi suapan berikutnya.

"Mmm! Enak juga. Gw baru tahu si Ellie bisa masak."

"Iyah, Kak Satria. Si cici memang jago masak makanan instan kok. Gw juga paling doyan (senang) kalau dia masak Endomi. Rasanya lebih enak daripada kalau gw bikin sendiri," Evan menjilati bibirnya.

"Oh, gw kira dia masak beneran...," jawab Satria sambil meneruskan makannya.

"Lho, makanan instan kan tetap dimasak, Kak. Jadi, hitungannya cici gw tetap jago masak donk," ucap Evan bangga.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang