Teleportation - Bagian 07

2 2 0
                                    

Merasa muak mendengar pembicaraan Arseti dan Lanny, Mira mengepalkan kedua tangannya dan menyenggol piring keripik hingga jatuh dan pecang menjadi beberapa keping.

Spontan, ia mengambil kepingan piring terbesar dan mengangkatnya ke arah kedua ibu-ibu tersebut. Wajahnya tampak menakutkan, seperti singa yang hendak menerkam mangsanya.

"Ci... Ci Mira? Kenapa Ci?" tanya Lanny sambil menggeser sedikit kursinya menjauhi Mira.

"Cici... turunin Ci, pecahannya," ucap Arseti yang sedikit gemetaran sambil menunjuk ke arah tangan Mira.

Mira melirik ke arah kedua ibu-ibu tersebut dengan tatapan tajam, kemudian mengalihkan pandangannya kepada Laras. Ia tampak tetap tenang dan memandang balik Mira.

"Kamu gak sakit, sis Mira?" tanyanya sambil melirik ke arah tangannya yang menggenggam pecahan piring.

Mira tidak menjawabnya dan diam selama beberapa detik. Setelah itu, ia tiba-tiba tertawa dengan keras sambil menaruh pecahan piring yang tadi digenggamnya di atas meja.

"HAHAHA! Ci Lanny dan Jeng Arseti mukanya lucu banget tadi. Aku gak sengaja nyenggol piringnya, terus tangan aku refleks ambil pecahannya. Pas kalian terlihat bingung, aku tiba-tiba jadi pengen sedikit isengin kalian."

Kedua ibu-ibu tersebut saling berpandangan sebentar, kemudian menghela nafas lega.

"Oh... ya ampun Ci. Kamu ngagetin kita aja," celetuk Lanny sambil memegang dadanya.

"Udah, Ci Mira. Taruh aja pecahannya, jangan diambil. Nanti saya minta si bibi bersihin sambil ambilin Hansiplast. Kamu cuci tangan dulu aja, itu ada darah."

Mira melihat jari jempol dan telunjuknya mengeluarkan sedikit darah. Ia kemudian pamit untuk pergi ke toilet yang terletak di dalam rumah untuk mencuci lukanya sekaligus buang air kecil.


***


Rumah Arseti tergolong luas dan didominasi desain interior klasik Indonesia.

Banyak perabotan yang terbuat dari kayu jati dan lukisan dengan tema Indonesia jaman dulu yang terpasang di berbagai ruangan rumahnya. Pola batik juga banyak terlihat pada berbagai interior rumah ataupun kertas dinding, termasuk di toilet.

Sebelum buang air kecil, Mira mencuci luka di tangannya. Wajahnya tampak kesal akibat teringat perkataan Arseti dan Lanny yang secara tidak langsung memojokkan dirinya tadi.


'Huh, dasar macan-macan besar mulut. Kalau punya duit memang enak ya, ngomong bisa seenak udel. Untung tadi aku gak sampai gelap mata....'


Memang bila dibandingkan dengan ibu-ibu arisan lain, Mira termasuk yang paling 'tidak berpunya' di antara mereka.

Awalnya ia tidak merasa risih bergabung dengan grup arisan Arseti karena banyak ibu-ibu dari berbagai macam kalangan yang tergabung. Namun, sejak Laras ikut bergabung dengan grup arisan ini, banyak ibu-ibu yang mulai mencari muka di hadapannya.

Kekuatan koneksi Laras sudah lumayan terbukti dapat melancarkan ataupun menghancurkan orang yang diinginkannya. Tidak sedikit juga ibu-ibu yang gerah dengan persaingan di antara sesama anggota grup arisan dan memilih untuk jarang hadir ke acara tatap muka. Akibat berkurangnya anggota yang hadir, Mira mulai menjadi sasaran empuk dari gosip Lanny dan Arseti.

Superpower - Your Life Is The PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang