22. Ina Pingsan

71 14 13
                                    

"Udah nggak usah sedih. Yuk buruan berangkat ntar keburu ketinggalan bis," ajak Achi sembari merangkul bahu Ina.

Ina hanya diam dan melangkahkan kakinya dengan lesu.

"Emang seperti apa sih cewek yang disukai Leo?" lirih Ina.

Achi menghentikan langkahnya dan memutar tubuh Ina agar menghadap kearahnya.

"Na dengerin gue. Lo terima ajalah kenyataan yang ada. Kalau Leo nggak suka sama lo yaudah lo cari yang lain. Banyak kok cowok di luaran sana yang jauh lebih baik dari Leo. Daripada lo kayak gini, yang ada lo malah tersakiti sendiri," nasehat Achi.

"Tapi udah terlanjur cinta Chi."

"Iya cinta tapi cinta bertepuk sebelah tangan. Udahlah lo cari yang lain aja deh."

"Nggak segampang lo bilang Chi," cicit Ina.

"Iyaaa huaaaaaa emang siapa sih yang berhasil bikin suami gue naksir dia??? Kenapa nggak naksirnya gue aja?!!! Gue juga udah berusaha cari yang lain tapi nggak bisa huaaaa. Nasib kita gini amat Na huaaaa."

Ina yang melihat Achi menangis histeris itu malah mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba memahami sahabat gesreknya.

"Achi kita ketinggalan bis!!!" teriak Ina sembari berlari mengejar bis.

"Na tungguin gue!!! Gue belum selesai nangis ini!!!"

♡♡♡♡♡

"Tumben gue lihat lo berangkat sendiri nggak bareng Ina?" tanya Digo begitu melihat Leo memasuki kelas.

"Emang."

"Maksud lo?"

"Gue berhenti antar jemput dia. Gue nggak mau banyak yang salah paham kalau gue pacaran sama Ina padahal aslinya kan emang nggak," jawab Leo santai.

"Lah bukannya lo berdua emang pacaran?" tanya Vernon bingung.

"Tuhkan gue bilang juga apa. Banyak yang salah paham hubungan gue sama Ina kan? Gue nggak pacaran," bantah Leo.

"Terus apa?" tanya Vernon.

"Temenan."

"Mana ada temenan kayak gitu. Gue aja yang temenan sama lo nggak pernah tuh lo antar jemput kayak gitu. Pacaran kan lo?!" tuduh Vernon.

"Kurang kerjaan amat gue antar jemput lo. Ah bodoamat gue mau lo percaya atau nggak tapi yang pasti gue nggak pacaran sama Ina!" jengkel Leo.

"Iya iya gitu aja marah cepet mati tau rasa lo."

♡♡♡♡♡

"Davina silahkan maju ke depan kerjakan soal nomor 2!"

"......."

"Davina!!"

"......."

"Davina!!!"

"Hust hustt heh lo dipanggil bu Septi tuh!" panggil Achi sembari menyenggol bahu Ina.

Brak!!!!

"Eh ayam-ayam," latah Davina sembari mengelus dadanya takut kalau jantungnya copot.

"Davina kamu lari keliling lapangan sepuluh kali sekarang!!!!" teriak bu Septi pada Ina.

"Hah siapa?" tanya Ina pada Achi.

"Lo bego!!!! Aelah gini amat teman gue astaga!" kesal Achi.

Brak!!!

Ina langsung berlari keluar kelas menuju lapangan untuk melaksanakan hukumannya.

"Wah serius ini aku disuruh lari sepuluh putaran? Bu Septi dendam amat sih sama aku!" kesal Davina sembari mulai berlari.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang