28. Berakhirnya Cinta Sepihak Ina

50 12 8
                                    

"Lo juga tahu kan kalau gue cowok normal?" Tanya Leo.

"Hah maksudnya? Leo kan memang cowok normal? Emangnya Leo nggak normal ya?!" tanya Ina panik.

Tak!!

"Awh! Kok Leo nyentil dahi Ina sih!"

"Eh bentar dulu ini di kaki gue kok hangat-hangat sih?" tanya Leo sembari perlahan lahan menatap ke bawah.

"Ina lo kok ngompol sih?!!!"

♡♡♡♡♡

Setelah kejadian tadi, Ina sama sekali tidak berani menoleh ke arah Leo. Sudah lebih dari setengah jam yang lalu namun malunya masih terasa sampai saat ini. Gila! Ina benar-benar sudah gila!! Bagaimana bisa dia melakukan hal memalukan seperti itu di depan Leo?!

Untung saja celana Leo tidak kena tadi, kalau kena bisa-bisa arghhh sudah cukup!! Ina tidak mau membayangkan apa yang terjadi!! Huaaaa Achi tolong lelepin aku ke empang sekarang!!!

"Na lo nggak capek miring terus kesitu? Selang infus lo ketarik tuh," tegur Leo.

Ina pun dengan pelan membalikkan badannya menghadap Leo. Bahkan Leo dapat melihat kedua mata Ina yang berkaca-kaca dan bibirnya mengerucut lucu.

"Kok nangis? Kenapa Na?" tanya Leo.

"Malu," lirih Ina.

Mendengar kata Ina, Leo langsung tertawa terbahak-bahak sampai memegang perutnya.

"Emang lo punya? Orang lo aja malah minta gue antar ke kamar mandi gitu pake malu segala wkwkwk," ucap Leo menyudahi tawanya.

Ina mengerucutkan bibirnya sebal, namun disisi lain dia senang bisa bercanda lagi dengan Leo. Memang benar seharusnya Ina menghapus perasaannya pada Leo dari dulu dengan begitu persahabatannya dapat terus berjalan. Meskipun awalnya sulit dan sakit tapi Ina akan berusaha menghapus perasaan kurang ajar itu.

"Memang seharusnya dari dulu kita seperti ini saja," ucap Ina tiba-tiba.

"Hah?"

"Ina akan hapus perasaan Ina untuk Leo," ujar Ina mantap.

Leo hanya terdiam sembari menatap Ina intens dan Leo menemukan kesungguhan di mata Ina. Rupanya gadis itu benar-benar ingin menghapus perasaannya.

"Kita lebih baik sahabatan daripada pacaran," Lanjut Ina.

Leo tersenyum lembut pada Ina sembari mengelus rambut Ina pelan.

"Nah tuh lo tau. Lagian gue juga lebih suka nama Leo daripada Yoyo. Jadi mulai sekarang terusin manggil gue Leo ya jangan Yoyo," ucap Leo sembari tertawa kecil.

"Mulai saat ini, Ina resmi mengakhiri cinta sepihak Ina buat Leo. Sekarang Leo nggak perlu lagi terbebani sama perasaan Ina."

Leo tersenyum senang begitu mendengar penuturan dari Ina. Jujur saja Leo sangat tidak ingin kehilangan sahabat seperti Ina. Leo sangat menyukai dan menyayangi Ina namun hanya sebatas sahabat tidak lebih.

Perasaan dan hatinya tetap untuk satu orang dan orang tersebut adalah Liora.

Liora!!

Astaga Leo baru teringat dengan Liora. Bukankah Leo datang ke rumah sakit karena mengantar Liora untuk mengobati lukanya? Lalu mengapa sekarang dia malah melupakannya dan malah menemani Ina?

Dengan tergesa-gesa, Leo segera memakai jaketnya dan beranjak dari tempat duduknya hendak pergi ke tempat Liora.

"Leo mau kemana?" tanya Ina begitu melihat Leo seperti orang kesetanan.

"Gue mau ke tempat Liora. Gue kesini bareng Liora karena Liora baru aja jatuh dari motor. Eh sekarang gue malah disini dan ninggalin Liora sendirian."

"Astaga! Yaudah sekarang Leo buruan ketempat Liora aja! Liora sekarang pasti nyariin Leo," perintah Ina ikut panik.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang