Brakk!!
Vino membuka pintu belakang rumah tersebut dan menemukan Renal yang sudah menunggu kedatangannya.
"Cepet juga sampainya," ujar Renal.
Vino hanya menatap Renal dengan wajah datar. Vino melirik tangan Renal yang berada di samping tubuhnya seperti tengah menyembunyikan sesuatu di sana yang berbentuk persegi panjang.
"Lo takut?" tanya Vino mengeluarkan smirk meremehkan.
"Siapa? Gue? Nggak guna takut sama lo loser!!" elak Renal.
"Nggak salah lo manggil gue loser?!" Vino mengarahkan pandangannya kearah tangan kanan Renal. "Bukannya itu julukan untuk lo sendiri?" lanjut Vino.
Detik berikutnya Vino langsung berlari ke arah Renal dan langsung memukulnya sehingga membuat benda persegi panjang yang disembunyikan Renal terjatuh.
"Nyari bantuan hm?" tanya Vino.
Bugh!
Renal memukul rahang Vino keras yang membuat Vino jatuh tersungkur ke tanah.
"Apapun itu gue akan buat lo kalah dan gue yang menang. Bahkan jika harus bermain kotor sekalipun," ujar Renal disela pukulannya.
"Huh loser still loser right?" ejek Vino lalu memukul balik Renal.
Vino memukul Renal bertubi tubi pada perutnya yang membuat Renal muntah darah dan jatuh terkapar di tanah.
Vino menghentikan pukulannya dan menyodorkan ponselnya ke arah Renal yang menampilkan sebuah rekaman CCTV. Rekaman CCTV yang dia dapat dari ayahnya kemarin."Abang lo bukan mati di tangan Crows. Tapi dia mati karena Bloody. Orang yang sudah buat abang lo mati itu Hery bukan anak Crows. Bloody sengaja menyamar jadi anggota Crows agar bisa mengadu domba Crows dan Armament. Hery itu dendam sama bokap gue mangkanya dia balas dendam lewat Armament buat ngehabisin Crows karena dia tau, gue anak dari musuh bebuyutannya yang jadi leader Crows. Asal lo tau, kalian cuma dimanfaatin sama Bloody," jelas Vino menyudahi rekaman cctv tersebut.
Renal menunduk dalam dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.
"Sialan!!! Selama ini gue bodoh malah membantu dendam mereka. Shit!! Gue merasa bersalah sama abang gue," sesal Renal.
"Lo nggak perlu nyalahin diri lo sendiri. Semua udah kejadian, belum terlambat buat lo nebus kesalahan lo sama abang lo," jelas Vino.
Renal menatap Vino dengan mata yang masih berkaca kaca seolah mencari tau apa maksud dari perkataan Vino.
"Rekaman CCTV ini buat lo. Lo bisa nyerahin CCTV itu ke polisi dengan begitu pelaku sesungguhnya bisa dijebloskan ke penjara. Menurut gue itu bisa jadi cara buat nebus rasa bersalah lo," saran Vino.
Renal sudah tidak bisa berkata kata lagi. Dia berdiri dan mencoba memeluk Vino. Sebelum Renal sempat memeluknya, Vino terlebih dulu menghentikan langkah Renal.
"Sorry. Tapi gue lebih suka ber tos highfive dari pada harus pelukan sama lo, karena bagaimana pun juga lo itu cowok. Gue nggak mau dikira homo," tolak Vino sambil menyodorkan kepalan tangannya ke arah Renal.
Renal tersenyum lebar menanggapi perkataan Vino, sedetik kemudian Renal membalas kepalan tangan Vino.
"Armament milik lo," ucap Renal tulus.
"Nggak perlu. Cukup lo jadi lead yang baik buat mereka itu udah cukup buat gue," tolak Vino halus.
"Lo emang udah menang dari dia. Tapi gue nggak jamin lo bisa menang dari gue," ucap seseorang yang berada dibelakang Vino.
Sontak Vino langsung membalikkan badannya untuk melihat siapa sosok yang menantangnya tersebut.
"Lo bisa kalah dari Renal karena dia bukan tandingan lo. Lawan lo dari awal itu gue," ucap seseorang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...