52

47 12 10
                                    

Setelah mengobati lukanya, Vino masuk ke ruang rawat Digo. Di sana ada Daniel dan Vernon juga beberapa anak Crows berkumpul karena Vino sempat meminta mereka untuk berkumpul di sana lewat ponselnya.

Begitu Vino masuk, semua perhatian langsung dialihkan ke Vino. Daniel dan Vernon mendekat ke arah Vino dan langsung mengecek keadaan Vino yang memang luka lebam di wajahnya sama sekali belum hilang.

"Lo habis berantem?" tanya Daniel.

"Iya sama gue," jawab seseorang yang baru saja memasuki ruang tersebut dengan santai.

"Lo berdua berantem?" tanya Vernon memastikan.

"Hm. Salah paham," jelas Vino singkat.

"Salah paham kenapa?" tanya Digo.

"Nggak papa. Oke gue ngumpulin kalian semua di sini karena gue mau ngasih tau kalau besok pagi jam 9 di rumah kosong dekat markas Armament, kita akan lawan Armament di sana," jelas Vino to the point dan dengan aura pemimpin yang kentara.

"Besok? Lo yakin Vin. Anak-anak banyak yang belum sembuh, kita kurang jumlah," sahut Fery.

"Iya Vin. Lagian lo tau sendiri kan kalau Armament dibantu Bloody jadi jumlah mereka jauh lebih banyak dari kita," timpal Nando.

"Gue setuju sama Fery dan Nando. Kalau kita kalah jumlah bagaimana kita bisa menang?" tanya Dino.

"Jumlah Armament sekitar 110 orang tapi kita cuma ada 50 orang Vin. Lo yakin?" tanya Daniel.

"Dan itu belum termasuk bloody," tambah Vernon.

"Bloody akan ditangani bokap gue," kata Vino.

"Oke. Berarti kita nggak ada masalah sama Bloody. Tapi 110 orang Vin 110! Kita kurang banyak bahkan lebih dari setengahnya. Apalagi keadaan anak anak lain juga belum sepenuhnya sembuh," kekeuh Fery menolak ide Vino.

"Gue nggak maksa yang masih sakit. Yang bisa ikut silahkan ikut," ucap Vino.

Semua di ruangan tersebut sontak berfikir keras antara ikut atau tidak. Tapi kalau tidak ikut bukankah itu sama saja menyerah sama Armament? Tapi kalau ikut akan percuma juga kan? bertarung dengan hasil yang sudah ditentukan, kalah telak karena mereka kalah jumlah.

"Apa kita nggak nunggu yang lain bener-bener sembuh dulu?" tanya Digo hati hati.

"Sorry, tapi kita nggak bisa ngulur waktu lagi. Besok sudah waktu yang tepat," jelas Vino.

"Lo yakin kita bisa menang?" tanya Nando.

"Gue nggak tau. Gue bukan Tuhan," jawab Vino jujur. Jujur saja dia juga tidak tau hasilnya besok. Meskipun demikian, besok adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan Crows dan Armament.

"Besok tepat dua tahun kematian Aldo dan gue pengen sehari setelahnya semua masalah antara Crows dan Armament selesai dan nggak akan ada lagi permusuhan di antara kita. Gue rasa besok waktu yang tepat buat ngasih tau mereka kejadian sebenarnya tentang kematian Aldo," lanjut Vino.

"Apa nggak percuma? Mereka udah terlanjur percaya kalau Aldo mati karena Crows," ucap Nando.

"Nggak ada salahnya nyoba dua kali," kata Digo mendukung Vino.

"Kira-kira berapa total anak anak yang benar-benar sembuh dan bisa ikut?" tanya Leo.

"25," jawab Key.

"Bukannya Daniel bilang 50? Kenapa berkurang setengah?" tanya Leo.

"25 di antara mereka keluar dari Crows," ungkap Key.

"Shit!! Kok bisa gitu? Kok mereka nggak bilang sebelumnya? Oke kalau cuma satu atau dua orang aja mungkin masih bisa ditolerir tapi ini? 25!! Gila mereka bertingkah seolah olah nggak ada leader di sini!!" ucap Leo penuh emosi.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang