64

32 9 17
                                    

Begitu mendengar Dimas mendapatkan hukuman mati, Leo pun langsung bergegas ke ruangan papanya.

Brak!

"Pa, ini semua hosh hosh bohong kan?" tanya Leo dengan nafas tersengkal.

Dengan raut wajah yang menyesal, Alden pun menggelengkan kepalanya.

"Dimas akan di vonis hukuman mati tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat. Jadi maaf papa nggak bisa bantu," ujar Alden menyesal.

Leo pun menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya ia keluar dari ruangan papanya diikuti Vino di belakangnya.

"Lo mau kemana?" tanya Vino pada Leo begitu melihat Leo berjala menuruni anak tangga.

"Main sama Puyo," jawab Leo singkat dengan pelan.

Vino pun berhenti mengikuti Leo dan melihat punggung Leo yang mulai menjauh menuju halaman belakang rumah.

Leo berjalan menuju kandang ayam miliknya dan mulai membuka kandangnya agar Puyo dapat keluar.

Leo pun menggendong Puyo dan mulai mengelus bulu Puyo dengan lembut. Tanpa sadar air mata Leo mulai mengalir lagi.

"Hari ini ayah seneng banget denger Dimas dapat hukuman mati. Saingan ayah jadi berkurang satu," ujar Leo sembari tersenyum.

Berbeda dengan bibirnya yang tersenyum, justru air mata Leo terus saja turun dengan deras bahkan sesekali ia menangis sesenggukan.

"Padahal ayah belum lama mengenal Dimas bahkan ayah membencinya, tapi kenapa begitu dapat kabar dia akan dihukum mati ayah ikut sedih?" tanya Leo pada Puyo.

"Apa karena ayah merasa iba begitu mendengar cerita tentang hidupnya yang belum pernah mendapatkan kasih sayang orangtua? Atau ini karena perasaan bersalah ayah yang juga ikut memukuli Romi tapi yang mendapat hukuman adalah Dimas?" lanjut Leo lagi.

Leo pun mendesah pelan dan menghapus air matanya. Ia pun membawa Puyo kembali ke kandangnya lagi. Setelahnya, ia memutuskan untuk pergi tidur saja karena beberapa hari ini ia mengalami waktu-waktu yang cukup sulit.

🐣🐣🐣🐣🐣

Kring!!!

Dengan malas, Leo pun segera mematikan bunyi alarmnya dan segera bangun dari tempat tidurnya. Hari ini hari Senin dan sudah dipastikan jika hari ini jam masuk akan dimulai lebih awal karena upacara bendera.

Leo pun segera mandi dan bersiap-siap dan setelahnya ia bergegas ke kamar abangnya untuk membangunkannya.

"Bang!" panggil Leo sembari mengguncang-ngguncangkan bahu Vino. Tidak berapa lama, Vino pun bangun.

"Gue tunggu di bawah ya. Buruan bangun dan siap-siap," ujar Leo yang diangguki oleh Vino.

Saat berada di ujung pintu, Leo menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Vino.

"Hari ini sepulang sekolah gue mau jenguk Dimas lagi. Ada hal yang pengen gue tanyain ke dia, lo mau ikut nggak bang?" tanya Leo.

"Lo mau tanya tentang apa?" tanya Vino.

"Lo akan tau nanti," jawab Leo. Setelahnya Leo benar-benar sudah pergi dari kamar Vino.

***

Sepulang sekolah, Leo dan Vino kembali mengunjungi Dimas di kantor polisi. Seperti di tempat sebelumnya, Leo dan Vino kembali menunggu kedatangan Dimas.

Tidak berapa lama, Dimas pun datang dan duduk di hadapan mereka berdua.

"Wah gue nggak nyangka kalian berdua jenguk gue lagi, gue kira kalian berdua cuma bercanda soal gue yang mau kalian angkat jadi saudara," canda Dimas sembari tertawa.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang