49

35 11 30
                                    

"Leo masih ada perasaan sama Liora ya?" tanya Ina yang membuat Leo langsung menatap ke arahnya.

"Iya," jawab Leo jujur.

Ina yang mendengarnya hanya tersenyum canggung dan mulai memakan makanan yang ia beli tadi untuk Vino.

"Leo mau makan?" tanya Ina yang dibalas gelengan kepala oleh Leo.

"Ina makan di luar aja ya Yo? Nggak enak kalau Ina makan sendiri tapi Leo nggak," pamit Ina.

"Di sini aja," lirih Leo.

"Ina gerah, Ina mau cari angin di luar sebentar. Nanti kalau Ina selesai makan, Ina ke sini lagi kok," bujuk Ina.

Tanpa menunggu jawaban Leo, Ina segera melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat Leo.

Ina duduk di kursi ruang tunggu yang berada di depan ruang rawat Leo. Air matanya mengalir deras dan dadanya sangat sakit sekali. Sesakit inikah cinta bertepuk sebelah tangan?

Ina menangis sembari menutup mulutnya agar Leo tidak mendengar isakannya, namun nyatanya Leo berada di balik pintu dan mendengar isakan Ina dengan jelas.

"Na," panggil Dimas yang tidak sengaja lewat dan melihat Ina yang tengah menangis.

Ina yang melihat kedatangan Dimas pun langsung mengusap air matanya dan mencoba tersenyum. Namun kesedihan Ina tidak dapat ia tutupi karena air matanya yang terus saja mengalir meskipun bibirnya tersenyum.

"Jangan ditahan," lirih Dimas.

Mendengar hal itu membuat Ina semakin menumpahkan semua air matanya. Dimas yang melihat Ina menangis pun hanya bisa diam di tempatnya tanpa berani menyentuh maupun memeluk Ina.

Alhasil, Dimas pun berjongkok di hadapan Ina sembari menunggu Ina menangis.

"Padahal I....Ina sudah mengakhiri cinta sepihak ini, tap...tapi kenapa rasanya masih sakit?" tanya Ina di sela-sela tangisnya.

'Sama Na, gue juga merasa cinta sepihak juga sakit,' ujar Dimas dalam hati.

"Na, kadang tidak tau apa-apa lebih baik," ujar Dimas.

"Ina tau. Harusnya Ina tidak perlu jauh-jauh sekolah di Jakarta. Harusnya In..Ina huaaa..."

Brak!!

Ina tersentak kaget begitu merasakan dekapan hangat yang menyelimutinya.

"Leo?"

Ya, Leo yang mendengar itu semua langsung membuka pintu ruang rawat inapnya dan memeluk Ina di hadapan Dimas.

"Please don't cry," lirih Leo sembari mempererat pelukannya. Bukannya reda, Ina malah semakin menangis dengan keras.

"Maafin Ina, Ina belum bisa melupakan perasaan Ina pada Leo. Ina masih suka sama Leo. Maafin Ina Yo huaaa," raung Ina.

"Ina nggak maksa kok buat Leo suka sama Ina. Ina nggak masalah Leo suka sama siapa aja, karena Ina tau level tertinggi dalam mencintai adalah mengikhaskan. Ina ikhlas jika nanti Leo tetap tidak bisa menyukai Ina dan memilih bersama pilihan Leo. Ina ikhlas Yo huaa," lanjut Ina.

"Buat gue jatuh cinta sama lo Na," ucap Leo.

"Ya?" ulang Ina untuk memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

"Ajari gue buat jatuh cinta sama lo," ucap Leo sungguh-sungguh.

Dimas yang melihat itupun sontak tersenyum kecut sembari melangkahkan kakinya pergi dari hadapan mereka berdua.

'Lo bener Na, level tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan,' ujar Dimas dalam hati.

🐣🐣🐣🐣🐣

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang