Drt... drt.....
Drt..... drt.....
Suara getaran ponselnya membuatnya terbangun dari tidurnya. Dengan tetap memejamkan matanya, Leo mencoba merogoh ponselnya di saku jaketnya yang berada di atas nakas.
Pyar!!
Leo terjengkit kaget begitu secara tidak sengaja ia menjatuhkan gelas berisi air yang memang selalu berada di nakas. Mau tidak mau pun akhirnya Leo bangun dan membuka matanya untuk mencari ponselnya tersebut.
Drt... drt...
"Iya-iya sabar!!!" kesal Leo saat ponsel tersebut masih bergetar dan ia kesusahan mencari di mana ponsel tersebut berada.
Belum sampai ponselnya ketemu, Leo sudah merasakan mual dan ingin muntah. Alhasil ia pun segera lari ke kamar mandi dan melupakan dering ponselnya tersebut.
Hoek!! Hoek!!
Leo memuntahkan seluruh isi perutnya ke dalam closet. Sumpah saat ini perutnya terasa mual sekali ditambah kepalanya yang rasanya seperti mau pecah. Dengan gontai, Leo berjalan kembali ke ranjangnya dan secara tidak sengaja ia melihat sebuah pil pereda mabuk di atas nakasnya.
Leo mengambil sebuah kertas di atas obat tersebut dan membacanya.
'Kalau mabuknya belum sembuh, minum pil ini biar reda,'
Leo menghembuskan nafasnya pelan, kemudian ia mengambil obat tersebut dan berniat meminumnya, namun ia sadar jika air minum yang disediakan Vino sudah tumpah ke lantai. Leo pun segera beranjak menuju dapur untuk mengambil minum dan sekali lagi, Leo mengabaikan getaran di ponselnya yang menandakan ada panggilan masuk.
Saat ia melewati kamar abangnya, Leo secara tidak sengaja mendengarkan abangnya yang tengah menelepon seseorang.
"Halo Niel."
"......"
"Gue ke sana sekarang!!"
Leo langsung segera lari memasuki kamarnya lagi untuk bersembunyi, namun ia masih dapat mendengar abangnya menelepon seseorang.
"Halo, Deyna gue minta tolong sama lo. Tolong lo ke rumah gue sekarang juga, Leo mabuk dan sekarang dia masih belum sadar," ujar Vino.
"....."
"Gue mau ke bascamp. Anak-anak Crows diserang Armament."
Deg!
Armament nyerang Crows? Leo pun langsung meminum pil di tangannya tanpa menggunakan air dan langsung bergegas mengambil jaketnya di atas nakas.
Saat merogoh ponselnya, Leo melihat ada lima panggilan tak terjawab dari Riski. Leo pun segera mendiall nomor Riski namun tidak ada jawaban dari Riski.
Leo mencoba menghubungi Riski lagi namun Riski tidak menjawabnya. Fiks perasaan Leo benar-benar tidak enak sekarang.
Sembari berlari menuju bagasi motornya, Leo masih terus mencoba menghubungi nomor Riski namun sekarang nomor itu sudah tidak aktif.
"Argh!!!!"
Leo meringis kesakitan begitu kakinya terantuk meja kecil yang berada di balik pintu bagasi.
"Sial! Siapa yang pindahin meja ke sini sih?!!" umpat Leo menahan sakit dan berusaha berjalan menuju motornya.
"Lo mau ke mana?" tanya Deyna begitu melihat Leo menaiki motornya.
"Gue harus nolongin Riski," ucap Leo.
"Nggak bisa!" Deyna berdiri di depan motor Leo dan menghalangi jalannya.
"Minggir!!"
"Lo masih dalam keadaan mabuk Yo! Kalau terjadi apa-apa sama lo gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...