78

19 6 0
                                    

Tangan Alden yang memegang kemudi mobil mulai bergetar begitu melihat kerumunan di hadapannya. Tadi Leo mengatakan kalau abangnya meminta Abe untuk mengantar mobil milik Liora pada Vino di sini, tapi kenapa sekarang tempat ini dipenuhi orang-orang, wartawan, polisi dan tim medis?

Alden memperlambat laju mobilnya dan menepikan mobilnya ke tempat yang lebih sepi. Sebelum keluar dari mobil Alden menoleh ke arah belakang untuk melihat Leo dan Rinta. Alden dapat melihat bagaimana ekspresi Rinta yang kini sudah meneteskan airmatanya, sedangkan Leo bahkan sudah berlari keluar mobil terlebih dahulu.

"Ini tidak seperti yang mama pikirkan," ucap Alden menenangkan Rinta.

Leo berlari menuju kerumunan namun yang dilihatnya hanya wujud mobil abangnya dan mobil GTR yang dia tahu milik Liora sudah ringsek tak berbentuk.

Leo menerobos garis polisi dan mulai mencari abangnya di dalam ringsekan mobil tersebut namun nihil, abangnya sudah tidak ada.

"Dimana abang saya?!!" tanya Leo berlinang airmata pada seorang polisi yang bertugas untuk mengevakuasi mobil Vino.

"Korban baru saja dilarikan ke rumah sakit terdekat," jawab polisi tersebut.

"Ab.....abang saya....Bagaimana keadaan abang saya?" tanya Leo tergagap.

"Saya tidak tau pasti abang kamu yang mana namun dua korban sepertinya kritis dan satunya meninggal di tempat kejadian," jelas polisi tersebut.

Brukk!

Bukan! Bukan Leo yang terjatuh karena Leo sendiri terkejut dan langsung menolehkan pandangannya ke belakang. Di sana! Di sana di belakang Leo, Liora jatuh bersimpuh di aspal dengan tatapan tidak percaya dan berlinang air mata. Leo berjalan mendekat ke arah Liora dan mencoba membantu gadis itu berdiri.

"Yo," panggil Leo.

"Vino selamatkan? Vino dan abang saya selamatkan pak?!!!" tanya Liora sambil mengguncang-guncangkan tubuh polisi tersebut.

"Bagaimana Yo? Siapa yang kecelakaan?" tanya Alden yang baru saja tiba pada Leo.

"Abang pa," jawab Leo sambil menundukkan kepalanya. Leo sudah tidak dapat menahan airmatanya lagi.

Rinta langsung terkulai lemas di samping Alden begitu mendengar jawaban Leo.

"Kita ke rumah sakit sekarang," ajak Alden dan seketika Alden mengajak Leo dan Liora serta Rinta untuk bergegas menuju rumah sakit dimana Vino berada, namun langkahnya terhenti begitu ia melihat seseorang yang sedang menangis duduk di trotoar. Alden berjalan mendekati seseorang tersebut dan mengulurkan tangannya. Seseorang tersebut adalah Darka, ayah Daniel dan sosok dibalik alasan Daniel berkhianat pada Vino.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang," ajak Alden.

Darka mendongakkan kepalanya menatap ke arah Alden dengan kedua mata yang sembab dan hidung yang memerah.

Darka menerima uluran tangan Alden dan menggenggam tangan Alden dengan erat. Sambil tetap menggenggam tangan Alden, Darka menangis tersedu-sedu sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Maaf," ucap Darka disela tangisnya.

Alden menganggukkan kepalanya dan tersenyum lembut ke arah Darka, bahkan Alden juga menggenggam erat tangan Darka seolah memberi Darka kekuatan. Namun tiba-tiba saja...

Bugh!!!

Leo datang dan langsung memukul Darka hingga genggaman tangannya dengan Alden terlepas. Darka jatuh terpental ke belakang karena pukulan Leo yang sangat kuat.

"Leo!!" pekik Alden terkejut.

"Awas saja kalau sampai abang gue kenapa-kenapa, gue bakal bikin perhitungan sama lo!!!" ancam Leo.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang