21. Lukanya di Kaki Sakitnya di Hati

96 16 4
                                    

"Na!" panggil Leo saat Ina berlari melewatinya ah lebih tepatnya Ina tidak tahu jika yang dilewatinya itu Leo. Ina pun menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Leo.

"Ina kira Yoyo ninggalin Ina. Tadi Ina nungguin Yoyo di depan kelasnya Yoyo terus katanya bang Vino-"

"Lo pulang sendiri aja ya," potong Leo.

"Maksudnya? Yoyo ada yang mau dikerjakan? Ada masalah ya?" tanya Ina.

"Nggak. Gue nggak mau dengan gue pulang pergi ke sekolah bareng lo lagi, gue dikira pacaran sama lo. Ada cewek yang mau gue deketin. Gue nggak mau dia salah paham tentang itu. Dan soal pengakuan lo kemarin....."

"Iya?"

"Gue anggap gue nggak pernah dengar dari lo sebelumnya jadi lo biasa saja ke gue. Nggak usah merasa malu atau sungkan, gue akan tetap jadi temen lo cuma bedanya sekarang gue nggak bisa antar jemput lo lagi dan gue juga nggak bisa dekat-dekat sama lo lagi. Gue harap lo juga begitu," ucap Leo yang membuat Ina merasakan dadanya seperti diikat erat oleh tali. Sesak.

"Katanya teman tapi kok nggak boleh dekat-dekat?" Lirih Ina.

"Boleh tapi itu diluar sekolah. Ayolah Na lo nggak mau kan gue jomblo seumur hidup? Gue juga pengen nyari pasangan hidup gue. Gini deh daripada lo terbebani dengan itu mending sekarang lo jauhin gue, lo lupain gue," ujar Leo yang seribu kali lebih menyakitkan dari perkataan Leo sebelumnya.

"Ina kurang apa buat Yoyo?" tanya Ina berani.

"Maksud lo?"

"Yoyo pikir dengan Yoyo perhatian sama Ina, antar jemput Ina, ajak Ina jalan, Yoyo pikir Ina nggak kebawa perasaan apa Yo? Cewek mana yang nggak baper kalau digituin sama Yoyo?" tanya Ina dengan dada naik turun menahan amarah, bahkan air mata mulai menuruni kedua pipinya dan Ina segera menghapusnya agar Leo tidak menganggapnya gadis lemah.

"Omongan lo nggak nyambung. Gue tanya apa lo jawab apa. Jangan bikin gue jadi orang jahat disini. Itu semua karena perasaan lo sendiri, bukan gue yang mau."

"Yoyo pikir ini juga kemauan Ina?"

"Lo tau apa yang bikin persahabatan antara cowok dan cewek hancur? Ya perasaan yang kayak gini nih Na. Kalau lo masih mau temenan sama gue please lo hilangin perasaan lo buat gue," ucap Leo yang malah membuat dada Ina menjadi sakit untuk kesekian kalinya.

Setelah Leo mengucapkan perkataan menyakitkan itu, Leo pun segera pergi dari hadapan Ina.

Satu, dua bulir air matanya jatuh dan Ina segera menghapusnya. Mulai hari ini Ina akan naik ojek saja.

♡♡♡♡♡

Brakk!!!

"Rusak ntar itu pintu kalau lo banting kayak begitu," tegur Leo sembari masih asyik dengan game di kamarnya.

"Lo ngomong apa sama Ina?" tanya Vino yang membuat Leo menghentikan aktivitasnya. Leo menatap kearah Vino yang sedang menatap tajam kearah Leo.

"Ngomong apa?"

"Gue nggak tau lo ngomong apa tapi yang pasti lo udah nyakitin dia. Papa sama gue nggak pernah ya ngajarin lo nyakitin cewek. Lo udah buat Ina nangis!" marah Vino.

"Kok lo yang emosi? Lo ada perasaan sama Ina?"

"Sekarang bukan masalah gue ada perasaan atau nggak sama Ina tapi yang jelas, meskipun gue nggak ada perasaan sama Ina sama sekali seenggaknya gue nggak akan buat dia sakit hati dengar perkataan gue! Lo banci kalau buat cewek nangis," ucap Vino tajam sebelum akhirnya Vino berlalu menuju kamarnya.

Leo yang kesal pun membanting ponselnya begitu saja dan berjalan menyusul Vino ke kamarnya.

"Itu semua kesalahannya sendiri. Dia yang terbawa perasaan bukan gue!" ujar Leo tidak terima disalahkan oleh Vino.

"Dia terbawa perasaan gara-gara lo sendiri bodoh! Kalau memang dari awal lo nggak ada perasaan sama dia ya nggak usah dekatin dia, perhatian sama dia apalagi antar jemput setiap hari. Terus sekarang kalau dia ada perasaan sama lo, lo bilang itu masalah perasaannya dia doang?? Masalah sebenarnya disini itu lo bangsat!!" ucap Vino berapi-api.

"Ternyata dugaan gue bener. Lo emang ada perasaan sama Ina," ucap Leo mengambil kesimpulan sendiri.

"Gue nggak ada perasaan sama Ina," sanggah Vino.

"Nggak mungkin kalau lo nggak ada perasaan sama sekali sama Ina lo semarah ini sama gue!"

"Gue cuma menjalankan kewajiban gue sebagai kakak lo. Kalau lo salah jangan harap gue akan bela lo. Selama ini apa pernah gue marahin lo sampai segitunya kalau lo nggak salah? Gue cuma mau ngasih tau lo apa yang lo lakuin jangan sampai buat lo nyesel seumur hidup lo! Lo udah buang permata buat batu kerikil yang bahkan tempatnya aja belum tau lo dapat dimana. Keluar gue mau tidur!"

Brak!!

Vino menutup pintu kamarnya dengan keras.

"Gila abang gue kalau ngomong pedes banget anjir, sakit hati gue. Itu kata-katanya nampar banget anjim."

♡♡♡♡♡

Achi membantu mengobati luka di lututnya Ina. Achi merasa iba pada Ina. Pasti si suami halunya itu berkata yang tidak-tidak pada Ina.

"Suami gue nyakitin lo ya Na?" tanya Achi pelan.

"Huaaaaaa."

"Yah malah nangis kejer. Yaudah deh nggak jadi tanya," sesal Achi.

"Kan tadi Ina udah jelasin di pinggir jalan tadi Chi," ucap Ina sesenggukan.

"Iya. Tapi Na emang siapa sih cewek yang disukai suami gue?" tanya Achi yang dibalas gelengan kepala sama Ina.

"Cantikan mana sama gue?" tanya Achi dan Ina juga menggelengkan kepalanya tidak tau.

"Tinggian mana sama gue?"

"Kaleman mana sama gue?"

"Kamu kan nggak pernah kalem Chi." Kali ini Ina menjawab.

"Pernah. Lo aja yang nggak pernah gue kalemin."

Ina hanya diam menatap lututnya yang terluka.

"Lukanya di kaki sakitnya di hati," ucap Ina.

"Apa lo bilang?" tanya Achi.

"Apa?"

"Itu yang barusan lo bilang!"

"Yang mana?" bingung Ina.

"Yang kaki sama hati tadi."

"Oh. Lukanya di kaki sakitnya di hati," jawab Ina lesu.

"Yes!!!" teriak Achi bahagia. Ina menatap Achi tidak mengerti.

"Yes kenapa Chi?" tanya Ina bingung.

"Gue nemu caption buat foto gue di ig wkwkwk. Bentar gue mau upload dulu pake caption itu," ucap Achi sembari mengotak-atik ponselnya.

"Huaaaaaa Achiiiii sumpah kamu jahat bangett huaaaaa!!" tangisan Ina semakin keras.

"Eh minjem kaki lo dong Na, jelek kalau pake kaki gue. Mending kaki lo yang luka aja gue foto terus gue upload."

"Chi ini aku lagi sedih lo Chi," ucap Ina sesenggukan.

"I know. Emang lo mau dibeliin apa? Mau coklat? Balon? Boneka? Atau apa biar baikan?" tanya Achi.

"Mau Leo," jawab Ina berlinang air mata.

"Suami gue nggak dijual Na," ucap Achi.

"Justru yang nggak dijual yang berharga Chi hiks."

"Lo deh yang gue jual mau lo?"

"Achi huaaaaaaaa!!!! Jahatt banget masa Ina mau dijual huaaaa!!!"

"Astaga Ina jangan nangis terus gue susuin tau rasa lo!"

♡♡♡♡♡

Up lagi tapi pendek hehe

Ig: delicious_yummy09

Tbc

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang