2. Obrolan Unfaedah

782 52 1
                                    

----Kantin----

Seperti biasa ke-lima geng 5 cm selalu memilih duduk di bagian pojok. Menurut mereka, bagian pojok adalah bagian terbaik untuk mengamati seisi kantin dari berbagai sudut.

Leo hanya diam sambil memperhatikan seisi kantin, sedangkan Daniel dan Vino bermain game di ponselnya.

"Nyari apaan lo Yo?" tanya Digo.

"Nyari cewek cantik. Heran gue satu sekolah nggak ada yang cantik semua. Apa besok gue pindah sekolah aja kali ya?" jawab Leo.

"Alay. Lo nya aja yang nggak ngerti cewek cantik. Banyak kali disini yang cantik. Tuh lihat tuh yang rambut panjang yang lagi senyum kearah kita, itu juga cantik," kata Digo sambil menunjuk salah satu cewek yang sedang tersenyum genit kearah mereka.

"Cantik apaan? Cabe murahan kayak gitu lo bilang cantik. Nih ya kemarin aja nyokap gue beli cabe lima ribu udah dapet banyak. Murah kan berarti," kekeh Leo.

"Tapi kan dia kayak permen Yo. Manis," timpal Vernon.

"Permen juga murah. Di toko dekat rumah gue aja Rp500 sudah dapat tiga biji. Kalau lo pengen yang manis kayak permen mending besok lo berdua ke rumah gue aja ntar gue beliin sekalian sama penjualnya."

"Yang kalian omongin itu semuanya unfaedah," komentar Vino yang sedari tadi sibuk bermain game.

"Unfaedah bagaimana? Ini tuh berfaedah banget bang, menyangkut masa depan kita semua. Kita itu harus nyari cewek yang bisa dijadiin istri yang baik nggak kayak pilihannya Digo sama Vernon yang pilihannya cabe-cabean sama permen yang semuanya murahan."

"Anjirrr lo. Gue juga pilih yang terbaik kali," sanggah Digo.

"Gue pilih yang terbaik dari yang terbaik," timpal Digo.

"Ngaca Yo! Lo aja kalau digodain cewek malah balik godain mereka," cibir Vino.

"Lah gue kan cuma mau nyari pahala. Lo nggak ingat kata pak guru agama yang siapa sih itu lupa gue namanya, kalau kita tersenyum kan itu cewek bahagia kan jadinya gue dapat pahala karena bikin cewek bahagia."

"Ngaco!!" balas Vino.

"Lo bertiga kurang belaian atau bagaimana? Yang kalian omongin selalu nggak jauh-jauh dari cewek," kata Daniel yang sedari tadi diam bermain game.

"Bukannya kita nggak mau jauh-jauh tapi emang ceweknya aja yang nggak mau jauh-jauh dari kita ye nggak cuy?" tanya Leo.

"Apasih gue nggak ngerti bahasa hati lo," jawab Digo.

"Tau lo. Bahasa asing mana lagi sih yang lo pakai?" timpal Vernon.

"Gini nih resiko jadi orang pintar sendirian," gerutu Leo.

🐣🐣🐣🐣🐣

"Awhhhh sakit Chi. Pelan-pelan dong!" tegur Ina sambil meringis kesakitan di bagian kedua lututnya akibat tersandung tali sepatunya tadi.

"Ini sudah pelan Na. Lo sih kualat sama gue, kena karma kan lo," jawab Achi sambil terus melakukan tugasnya menjadi anggota PMR mendadak yang khusus mengobati otak Ina eh lututnya.

"Chi. Kok kita nggak ngikutin pacar aku sampe ke kantin ya?" tanya Ina setelah sadar akan sesuatu.

"Ya ini gara-gara lo!!! Lo sih pakai jatuh segala. Ya gini nih kita nggak jadi ngikutin suami gue sampe kantin malah ke UKS," cerocos Achi.

"Ya maaf deh. Ehm...sekarang ke kantin aja yuk gimana? Aku yakin mereka masih disana," ajak Ina mengabaikan rasa sakit di lututnya.

"Dari tadi kek ngomongnya. Kalau bukan sahabat gue, udah gue ceburin lo ke empang," jawab Achi sambil terkekeh pelan.

"Jahat!"

Ina dan Achi langsung bergegas menuju kantin sebelum Leo sudah pergi dari kantin. Achi membantu Ina berjalan karena kedua lutut Ina yang sedang terluka.

"Na kacamata lo lepas aja. Lo nggak malu pakai kacamata retak?" tanya Achi.

"Nggak papa anggap aja ini souvenir dari pacar aku."

"Gue saranin lo mesti putus sama pacar lo itu karena pacar lo itu udah jadi suami gue."

"Jangan mimpi tinggi-tinggi ntar kalau jatuh sakit. Aku aja mimpinya nggak tinggi-tinggi amat paling cuma setengah doang. Soalnya aku kan cuma menganggap dia pacar nggak kayak kamu yang menganggap Leo jadi suami. Eh kok kita ke kelas?"

"Eh anjirrr kita salah jalan Na!!!"

🐣🐣🐣🐣🐣

Seperti biasa Leo selalu pulang sekolah bersama abangnya. Vino.
Saat motor Leo melintasi gerbang sekolah, disana sudah ada Ina dan Achi yang berdiri di samping pintu gerbang.

Ina segera tersenyum yang dibuat semanis mungkin dengan tangan kanannya yang melambai kearah Leo.

Dan apa respon Leo terhadap Ina pemirsa????



Jeng jeng jeng jeng.....







Leo melewati Ina begitu saja tanpa membalas senyuman dari Ina.

"Chi, gimana perasaan kamu lihat aku digituin kayak tadi?" tanya Ina yang dibuat sedrama mungkin.

"Sebagai sahabat atau musuh nih?"

"Kalau sahabat?"

"Gue turut sedih dan merasakan malu ya Na. Lo yang sabar."

"Kalau musuh?"

"Gue sueeeeneng banget sumpahh!!!!! Lo dicuekin sama suami gue!!!!! Kan udah gue bilang putusin aja pacar lo," jawab Achi sambil tertawa.

"Jahat!!!" ucap Ina sambil berjalan meninggalkan Achi.

"Na eh mau kemana?"

"Nggak usah ngejar aku kalau cuma mau bilang maaf!!!" jawab Ina sambil mempercepat jalannya.

"Lo salah jalan jeng. Noh arah istana lo ke kiri bukan kekanan."

"Makasih!!!"

🐣🐣🐣🐣🐣

Sepulang sekolah Leo langsung menuju bascamp Crows. Crows sendiri adalah geng dengan anggota yang cukup banyak dan pemimpin dari Crows adalah Vino-abangnya Leo. Jika di sekolah ada 5 CM yang terdiri dari Leo, Vino, Daniel sebagai ketua, Vernon dan juga Digo maka di Crows seluruh geng 5CM ikut serta dan Crows sendiri boleh diikuti oleh siapapun dan dari sekolah manapun.

Leo datang ke bascamp sendiri tanpa abangnya. Yah, abangnya itu memang jarang sekali datang ke bascamp karena dia pasti akan lebih memilih di rumah sendirian sambil ngegame seharian.

Tau gitu kan yang jadi leadnya Crows gue aja. Ganteng juga gue, pinter juga gue yah walaupun beda tipis sih, abang gue peringkat 1 di kelas dan paralel sedangkan gue peringkat 2 dari belakang di kelas dan paralelnya? Yah mikir sendiri aja deh males gue ngasih tau ntar gue dikiranya sombong lagi. Eh gue tadi njelasin sampe mana? Jadi lupa kan eh iya dari yang pinteran gue, oh ya terus pacar juga banyak gue padahal aslinya gue jomblo sih wkwkwk, jangan kasih tau abang gue kalau gue jomblo bisa jatuh ntar harkat dan martabat gue. Eh tapi gue nggak serius kok pengen jadi leadnya Crows. Sumpah!!! Gue nggak minat sama sekali. Nih ya anak-anaknya kalau sama gue susah banget diaturnya, angkat tangan deh gue. Biar abang gue aja yang mimpin anak-anak Crows yang jumlahnya sekitaran 75 itu. Bisa-bisa gue terserang stroke dini.

Tapi kok sama abang lo mereka nurut? - author kepo.

Nah itu kelebihan yang dimiliki abang gue yang nggak gue miliki. Tapi cuma itu doang loh ya, selebihnya menang gue semua.

Orang sombong cepet mati -author

Doain siapa thor?

"Ki!!!! Lo nggak kangen sama gue?!!!!" teriak Leo sambil berlari memasuki bascamp.

♡♡♡♡♡

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Follow my ig delicious_yummy09 and deviaprilia.pcy

Tebece

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang