"Ina!!!" teriak Leo panik.
Leo segera menghampiri Ina dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Kedua tangan Leo memegang wajah Ina yang tampak pucat.
"Lo nggak papa kan?" tanya Leo panik.
"Yoyo kok ada disini? Yoyo bolos sekolah ya?" tanya Ina lemah.
"Jawab gue dulu. Lo nggak papa kan?" ulang Leo panik.
"Ina nggak papa. Oh ya tadi kenapa Leo teriak manggil nama Ina?" tanya Ina.
"Gue lihat lo megang kepala lo kayak lo itu mau pingsan mangkanya gue langsung teriak. Siapa tau lo pingsan beneran kayak di TV-TV," jelas Leo.
"Oh itu. Ina bukannya mau pingsan Yo, tapi pelipis Ina sakit habis kejedot pintu," jelas Ina sambil nyengir kuda.
"Astaga Na gue kira lo mau pingsan. Siniin jidat lo biar gue obati," ucap Leo.
"Kan pelipis yang kena bukan jidat," koreksi Ina.
"Eh iya salah gue. Maksud gue pelipis lo siniin. Gue salah fokus lihat jidat lo yang lebar mangkanya gue ngomongnya jidat wkwkwk," canda Leo.
"Ih Leo jahatnya."
"Mana kotak P3K lo?" tanya Leo.
Ina segera mengambil kotak p3k yang dimaksud Leo dan segera memberikannya pada Leo yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Ini," ucap Ina menyodorkan kotak P3K tersebut pada Leo.
Bukannya menerima kotak P3K tersebut, Leo malah diam sambil menatap kearah pelipis Ina.
"Yo ini," ucap Ina lagi.
"Nggak jadi. Lo balikin lagi aja, tuh pelipis lo udah nggak papa deh kayaknya," ucap Leo enteng.
Jangan tanya gimana perasaan Ina. Baru aja dia terbang tinggi gara-gara dikhawatirkan Leo eh sekarang malah jatuh udah gitu nylungsep ke dasar bumi lagi. Anjir alaynya kumat.
Ina mengerucutkan bibirnya dan berjalan untuk mengembalikan kotak P3K tersebut ke tempatnya semula.
Setelah mengembalikan kotak P3K tersebut, Ina menghampiri Leo dan membawakan Leo secangkir teh dan biskuit.
"Ini Ina buatkan teh," ucap Ina sembari menaruh teh tersebut di meja depan Leo.
"Iya makasih nggak usah repot-repot. Kalau ada anggur merah ya sekalian atau nggak soju atau champagne juga boleh," canda Leo.
"Apa itu soju, sama cham cham apa itu tadi?" tanya Ina polos.
"Heleh anak kecil nggak boleh tau."
Tiba-tiba saja tangan Leo sudah menempel di kening Ina, sontak saja jantung Ina langsung berdebar-debar karena perlakuan Leo tersebut.
"Lo demam," ucap Leo.
Ina hanya diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Pasti gara-gara gue," ujar Leo merasa bersalah.
"Bukan. Ini gara-gara kehujanan kemarin," jawab Ina polos.
"Iya tau. Kan lo kehujanan gara-gara nungguin gue kan. Lo kemarin bohong bilang udah di sekolah padahal lo masih di depan rumah nungguin gue," ujar Leo yang membuat Ina sedikit terkejut.
"Hehe iya, kok Leo tau."
"Gue nebak aja dan ternyata tebakan gue bener. Lain kali kalau gue datangnya lama lo tinggal aja, nggak usah nunggu gue."
"Ina bakalan nunggu Leo," ucap Ina tanpa sadar.
"Jangan nunggu gue ntar lo sakit."
"Ina nggak papa sakit gara-gara Leo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...