7

484 37 1
                                    

"Jangan lari lagi, ntar lo jatoh lagi. Kalo lo mau, lo bisa ngomong sama gue buat berhenti."

♡♡♡♡♡

Leo memilih kafe dekat sekolah untuk menempati janjinya pada Ina. Setelah memarkirkan motornya, Leo dan Ina memasuki kafe tersebut.

Mereka memilih duduk didekat kaca agar memudahkan mereka menikmati keadaan luar.

"Pesen apa??? "

"Ehm..."

"Lo boleh pesen apa aja. Tapi jangan banyak banyak ntar lo gendut trus pulang kerumah, kedua orang tua lo lupa lagi sama lo gara gara lo gendut." canda Leo.

"Terserah Yoyo aja deh." jawab Ina.

"Hah Yoyo??? Siapa tuh Yoyo?? Pacar lo??? Dia disini??? Ntar dia marah lagi liat lo jalan sama gue???" ucap Leo sambil menoleh ke kanan kiri untuk mencari orang yang bernama Yoyo.

"Yoyo itu kamu." ucap Ina menghentikan aksi Leo.

"Kok gue??? Eh lo tu salah nama. Yaudah kenalan aja deh kalo gitu. Nama gue Leo bukan Yoyo. Lo siapa???" Leo mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Ina.

"Nama aku Davina tapi kamu manggilnya Ina aja." ucap Ina membalas jabatan tangan Leo.

"Ehm ehm." deheman mbak mbak pelayan menyadarkan mereka kalo dari tadi mereka belum memesan apapun dan membuat mbak mbak pelayannya menunggu.

"Eh iya, bilang dong mbak dari tadi jangan ngode mulu. Saya pesen ini deh mbak dua sama minumnya yang ini juga dua."

Setelah mencatat pesanan Leo, mbak mbak pelayan itupun meninggalkan mereka berdua.

"Lo yang follow ig gue??"

"Iya." jawab Ina malu. Ina teringat jika dia belum membalas dm Leo. Mungkin ini waktu yang tepat untuk bales dm Leo. Bales langsung aja kali ya.

"Sorry kemaren yang dm lo itu temen gue. Hp gue direbut trus dibajak sama mereka. Tu berdua emang mesti gue cabein deh tu otaknya, sebel gue."

Ina langsung merapatkan mulutnya lagi, tidak jadi berbicara. Jadi itu yang ngedm temennya Leo bukan Leo. Yahhhh...... Padahal kemaren udah baper duluan.

"Maaf mas tapi ternyata semua makanan dan minuman disini sudah habis, tadi ada......"

"Elah mbak kenapa nggak bilang daritadi aja sih. Udah lama nunggu juga. Mbak pikir nunggu itu nggak berat,trus kalo udah kayak gini saya harus pesen dimana coba??? " potong Leo.

"Saya minta maaf mas."

"Udah Yo, kita cari tempat lain aja. Nggak papa." ucap Ina.

"Lo nya yang nggak papa, nah gue, gue capek njirrr udah keliling lapangan sekarang tinggal nyari makan aja malah kehabisan." gerutu Leo sambil beranjak meninggalkan kafe tersebut.

"Maaf ya mbak." ucap Ina pada pelayan itu lalu berlari menyusul Leo.

Parkiran kafe

"Mau kemana sekarang??" tanya Leo begitu Ina sampai diparkiran.

"Yoyo lagi pms ya?" tanya Ina polos.

"Hah???!!! Yang bener aja lo. Gue itu cowok tulen, yakali gue pms.!!"

"Ya abis daritadi Yoyo marah marah mulu."

"Gini ya Ina, Yoyo itu cowok jadi Yoyo nggak pms. Nah baru kalo Yoyo amit amit deh, jadi cewek baru Yoyo pms. Ngerti??" jelas Leo seperti menerangkan sesuatu kepada anak kecil.

"Iya Ina tau kok. Tadi cuma bercanda aja hahahah!!"

"Eh anjirrr gue dikadalin!"

"Sama cewek nggak boleh ngomong gitu, apalagi ngomong kasar."

"Eh astagfirullah kilap tadi. Maaf deh, yaudah sekarang Ina mau kemana??? Ketaman ato ke taman bermain??"

"Kok taman bermain?" tanya Ina polos.

"Ya abis lo unyu unyu kek anak ayam gue, gemes deh jadinya."

"Enak aja Ina dikira anak ayam. Ehm gini aja deh kapan kapan aja nraktirnya. Kalo Yoyo capek mending Yoyo istirahat aja dirumah. Ina nggak papa kok."

"Bukan gitu maksut gue, gue itu paling nggak suka kalo disuruh nunggu. Kenapa nggak dari tadi aja bilangnya. Udah sekarang lo mau gue traktir kemana??"

"Warung batagor deket kosan aku aja."

"Oke. Pegangan ntar lo jatoh."

"Iya."

Ina menjadikan jaket Leo pegangan namun Leo menempatkan tangan Ina di perutnya sehingga seperti Ina memeluk Leo dari belakang.

♡♡♡♡♡

"Disini tempatnya??" tanya Leo.

"Iya. Kamu nggak suka??"

"Suka suka aja sih kalo gue. Justru gue harusnya tanya lo. Lo suka makan disini?"

Leo berjalan mengikuti Ina. Mereka memilih duduk dipojok warung. Keadaan warung tersebut tidak terlalu ramai.

"Eh neng Vina. Mau pesen seperti biasa neng??" tanya mang Asep selaku penjual batagor itu.

"Iya mang, Vina pesen dua ya mang."

"Nama lo banyak banget,bingung gue." komen Leo.

"Temen temen sih manggil aku Vina. Cuma Yoyo aja yang manggil Ina."

"Wuihhh ngefly dong gue. Kok bisa gitu?" tanya Leo.

"Yoyo baper??" tanya Ina penasaran.

"Nggak juga. Udah terbiasa gue. Fans gue juga banyak yang bilang gitu. Katanya cuma gue aja yang inilah itulah tapi gue sama sekali nggak berminat sama mereka bahkan ngrasain baper aja nggak." jelas Leo santai.

Ina sedikit merasakan sakit pada hatinya. Jadi Leo menganggap Ina seperti fansnya Leo yang lain.

Setelah itu terjadi keheningan beberapa saat. Leo yang sibuk bermain game diponselnya sedangkan Ina hanya memandangi wajah Leo sambil tersenyum kecut.

"Jangan ngliatin gue kek gitu ntar lo suka lagi sama gue." ucap Leo memecah keheningan.

Belum Ina sempat menjawab, pesanan mereka sudah datang.

Leo memakan batagornya dengan lahap.

"Ngga nyangka gue kalo disini ternyata batagornya enak banget. Lo sering kesini??"

"Iya sama Achi."

"Achi??? Temen lo yang gue tabrak tadi pagi??"

"Iya."

"Lo punya kontaknya dia nggak??"

"Hah??? Buat apa?" Ina mulai berpikiran negatif. Nggak mungkin kan kalo Leo naksir Achi??

"Gue cuma pengen tau keadaannya aja. Dia kan jatoh gegara gue. Yah setidaknya gue harus tanggung jawab kan??"
Ina mendesah lega, dia kira Yoyo nya itu menyukai Achi dan berniat meminta kontak Achi untuk pdkt dengannya.

"Lo pendiem ya?" tanya Leo begitu menghabiskan satu piring batagornya.

"Nggak kok kenapa?"

"Boong. Orang lo kalo sama gue cuma diem mulu gitu. Masa harus gue terus yang mulai obrolan."

"Emang gitu ya?"

"Iyalah. Buruan deh abisin batagornya setelah itu pulang, udah jam set 6 sore ntar lo dicariin mak bapak lo lagi."

♡♡♡♡♡

Tebece

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang