62

48 11 36
                                    

"Depresi dok?" tanya Leo terkejut.

"Iya, normal bagi korban kejahatan merasa sedih, marah, tidak bahagia, dan putus asa. Depresi dan menyalahkan diri sendiri merupakan isu kesehatan mental serius seperti mencoba melukai diri sendiri ataupun bunuh diri," tutur dokter Ali selaku dokter yang menangani Ina.

Leo dan Vino yang mendengarnya pun mencoba memahami setiap kata yang dijelaskan dokter Ali pada mereka dengan seksama.

"Segera setelah perkosaan, penyintas sering mengalami syok. Mereka cenderung merasa kedinginan, pingsan, mengalami disorientasi (kebingungan mental) gemetar, mual dan muntah. Pasca insiden, umum bagi korban mengalami insomnia, kilas balik, mual dan muntah, respon mudah kaget dan terkejut, sakit kepala tensi, agitasi dan agresi , isolasi dan mimpi buruk, serta gejala disosiatif atau mati rasa dan peningkatan rasa takut dan kecemasan. Dan yang sama seperti yang dialami oleh Ina, Ina mengalami mual dan setelahnya ia lalu pingsan bahkan Ina juga merasa ketakutan dan ingin menyakiti dirinya sendiri" lanjut dokter Ali lagi.

"Lalu apa yang harus kita lakukan dok?" tanya Vino.

"Cara untuk pulih adalah dengan menjalankan sesi konseling dan terapi yang intensif, teratur, disiplin dengan psikoterapis klinis, yang biasanya dilakukan oleh psikolog klinis atau psikiater. Selain itu dukungan keluarga dan sahabatnya juga sangat diperlukan untuk kesembuhan Ina," tutur dokter Ali yang diangguki oleh Leo dan Vino.

"Saya serahkan semuanya sama dokter. Tolong lakukan yang terbaik untuk Ina dok," ujar Leo sungguh-sungguh.

Setelah selesai berbincang dengan dokter Ali, Leo dan Vino pun pamit undur diri. Begitu mereka keluar, Digo dan Vernon langsung berlari menghampiri mereka dan terlihat keduanya tampak sangat panik.

"Kenapa? Ina kenapa?" panik Leo karena ia khawatir Ina melakukan hal yang tidak diinginkan seperti sebelumnya.

"Bukan Ina tapi Dimas," ujar Digo.

"Kenapa Dimas?" tanya Vino.

"Dimas baru saja di tangkap polisi karena diduga dia yang sudah membunuh Romi," jelas Vernon pada Vino dan Leo.

Vino pun sontak langsung menoleh ke arah Leo. Leo yang mendapat tatapan dari abangnya pun hanya diam dan sedetiknya Leo pun langsung berlari menuju parkiran untuk mengambil motornya dan segera pergi ke kantor polisi.

Vino yang melihat Leo tampak panik pun langsung bergegas menyusul Leo diikuti Vernon dan Digo di belakangnya.

Leo mengendarai motornya dengan sangat kencang. Pikirannya sontak langsung memutar memori pagi tadi saat ia dan Dimas memukuli Romi dan teman-temannya di sebuah rumah bordil hingga sekarat. Tapi bukankah Leo tidak berhasil membunuhnya? Bukankah Dimas berhasil menahannya agar tidak membunuh Romi? Lalu kenapa bisa tiba-tiba Dimas di penjara karena membunuh Romi? Apa setelah mereka berdua pulang Dimas melakukan sesuatu pada Romi tanpa sepengetahuan dari Leo?

Ah entahlah, saat ini pikiran Leo sedang bercabang ke mana-mana sehingga ia tidak dapat berfikir apapun yang masuk akal.

Begitu sampai kantor polisi, Leo pun langsung bergegas menemui Dimas. Leo pun di bawa ke sebuah ruangan yang digunakan sebagai tempat kunjungan para napi.

Leo pun menunggu dengan gelisah kedatangan Dimas. Tidak berapa lama, Vino pun ikut masuk ke dalam. Selang beberapa menit Dimas pun juga sudah masuk ke dalam ruangan yang sama dengan Vino dan Leo hanya saja tempat mereka dipisahkan oleh pembatas kaca yang sangat tebal.

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Leo to the point.

"Romi dan keenam temannya mati," jawab Dimas singkat dengan ekspresi datarnya.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang