13. Suntik Difteri (2)

546 36 5
                                    

"Kok lo malah bengong sih? Itu turunin si Vina!" tegur Achi saat tahu jika Leo hanya berdiri melamun lihat Ina yang menangis histeris.

"Hah apa?" tanya Leo dengan wajah bingungnya.

"Itu si Vina suruh turun! Dia nggak mau disuntik tuh. Untung sayang, kalau nggak udah gue lelepin lo di got depan!" geram Achi dengan mengecilkan suaranya di bagian akhir kalimatnya.

"Kenapa gue?" tanya Leo.

"Si Vina kan maunya sama lo. Dia mau di suntik kalau lo yang maksa. Orang dari tadi dipaksa sama pak Ahmad sama gue aja nggak mempan."

"Ogah ah ngapain?" tanya Leo sambil berjalan keluar dari kelas Ina.

"Yo!! Gimana sih! Terus ngapain lo kesini kalau bukan bantuin gue buat ngebujuk Vina supaya mau di suntik?!!" tanya Achi mengikuti Leo dari belakang.

"Numpang AC gue, di lapangan panas nggak ada AC," jawab Leo tanpa dosa.

"Berhenti ngikuti gue. Lo bujuk sendiri aja tuh temen lo buat suntik. Temen temen lo ngapain lo minta gue yang repot!" lanjut Leo.

Ucapan Leo membuat Achi berhenti. Baru kali ini dia mendengar ucapan Leo yang membuatnya sakit hati.

Achi berbalik ke kelas dan melihat Ina yang ternyata sudah di suntik dan berhenti menangis.

"Kok lo nggak bilang kalau lo udah di suntik?" tanya Achi.

"Kamu ngapain manggil Leo kesini? Aku malu tau nangis cuma karena di suntik," omel Ina.

"Lo ngomong malu sekarang? Emang malu lo tadi kemana? Nangis kayak anak kecil pakai naik meja segala lagi, lo pikir nggak malu-maluin?!!" balas Achi kesal.

"Udah ah lo sama aja kayak Leo. Sama-sama bikin gue sakit hati! Mungkin lo berdua jodoh," lanjut Achi sambil berjalan keluar kelas.

"Achi!" cicit Ina.

"Apa? Nggak usah nahan gue, gue lagi malea lihat muka lo!" ucap Achi.

"Achi!" panggil Ina lagi.

"Iya gue maafin kok kalau lo mau minta maaf sama gue, tapi sekarang gue mau keluar dulu. Kata-kata lo sama Leo buat gue pengen minum es biar nggak gerah," ucap Achi ngawur sambil mulai melangkahkan kakinya lagi.

"Siapa yang nyuruh kamu keluar kelas Achi?!!! Kamu pikir ini jam istirahat?!! Kembali ke bangku kamu sekarang juga!!!" bentak pak Ahmad.

Achi langsung berlari menuju bangkunya dan langsung duduk manis disana dengan memamerkan cengirannya kepada pak Ahmad.

"Anjir pak Ahmad ganteng gue ternyata bisa galak anjir," ucap Achi pada Ina.

♡♡♡♡♡

"Kayaknya kelas kita bakalan di suntik difteri juga deh," ucap Leo yang baru saja datang memasuki kelas.

"Masa? Lo tau darimana?" tanya Digo.

"Tuh kelas sebelah lagi di suntik," jawab Leo sambil mendudukkan dirinya di bangkunya.

"Lo dari kelas sebelah? Gue kira lo dari lapangan," ujar Vernon menanggapi.

"Gue dari kedua-duanya. Eh Pir Ver, lo inget nggak cewek kacamataan yang waktu itu ketemu di pasar malam?" tanya Leo.

"Oh yang namanya Vina Vina itu? Ingat gue, kenapa? Lo naksir dia ya?" goda Vernon.

"Naksir mata lo!! Nggak lah. Kayak nggak ada cewek yang lebih cantik aja sampai gue naksir dia!" sembur Leo.

"Santai bro nggak usah ngegas. Emang kenapa tuh cewek?" tanya Vernon.

"Tuh cewek lebih gila dari gue deh kayaknya," ujar Leo.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang