"Na gue beneran nggak salah lihat kan Na?" tanya Achi tanpa mengalihkan pandangannya.
"Enggak kok Chi, Ina juga lihat kok."
"Gimana keadaan lo?" tanya Vino sembari meletakkan buah tangannya di atas meja yang berada di samping brankar Ina.
"Ehm.. udah mendingan kok bang," gugup Ina sedangkan Achi tidak henti-hentinya memandangi Vino terkagum-kagum.
"Kenapa sih kalau ada gue gugup banget?" tanya Vino.
Ina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedangkan Achi langsung berdiri dari tempat duduknya dan menyerahkannya pada Vino.
"Duduk Vin. Kalau gue mah santai aja kok kalau sama lo cuma ya kadang-kadang gue rada lupa diri gitu kalau lihat lo hehe," cengir Achi.
"Bukannya lupa diri tapi emang Achinya aja yang nggak sadar diri," cibir Ina.
"Nggak usah, gue berdiri aja. Leo nggak kesini?" tanya Vino.
"Tadi kesini bang cuma sudah pergi. Katanya dia kesini antar berobat Liora," jawab Ina.
"Liora?" tanya Vino memastikan.
"Iya. Katanya Liora barusan jatuh dari motor mangkanya Leo membawa Liora kesini."
Vino hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Ehm bang kalau Ina boleh tau, bang Vino ngapain kesini ya? Ehm Ina cuma tanya aja sih bang nggak bermaksud apa-apa."
"Jenguk lo," jawab Vino singkat.
"Hah?"
"Lo nggak dengar ya Na? Udah dibilang jenguk lo juga masih aja nanya. Lagian lo aneh sih tanyanya. Emang mau ngapain lagi orang kalau kesini? Mau takziahin lo? Ya jelas jenguk lo lah Na astaga. Pura-pura pinter dikit kenapa Na," ucap Achi membuat Ina mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa sih Achi kalau ngomong mulutnya nggak pernah disaring?" sungut Ina dalam hati.
Vino mendekat dan mengecek luka di tangan Ina yang patah.
"Tangan lo patah ya?" tanya Vino.
"Iya, tapi sekarang sudah nggak sakit lagi kok," jawab Ina.
"Coba gue pegang," ucap Achi.
Tanpa aba-aba, Achi langsung menyentuh luka di tangan Ina yang patah dan secara otomatis Ina langsung berteriak kesakitan.
"Ahh Achi sakit!!" teriak Ina.
"Katanya lo bilang nggak sakit, gimana sih?" balas Achi.
Sedangkan Vino hanya tertawa kecil melihat tingkah keduanya.
"Nggak usah bohong kalau nggak sakit. Luka lo masih basah Na mana mungkin nggak sakit. Siapa yang ngobati lo?" tanya Vino.
"Dokter Dimas bang."
"Dimas?"
"Iya dokter koas yang barusan minta ta'aruf sama Ina Vin," jawab Achi sebelum Ina mengeluarkan suaranya.
"Ta'aruf? Lo mau nikah?" tanya Vino.
Ina menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ragu. Ina bingung mana yang harus dipilihnya.
"Ehm emang lukanya kenapa bang? Salah penanganan ya?" tanya Ina mengalihkan pembicaraan.
"Nggak. Sangat bagus sih untuk ukuran seorang dokter koas," jawab Vino.
"Wah kok bang Vino ngerti?" tanya Ina kagum.
"Ya ngerti lah kan rumah sakit ini punya bapaknya. Bisa aja pas ada pasien atau pas lagi ada operasi, Vino ikut masuk terus lihat-lihat. Kan nggak papa tuh kayak gitu karena dia kan anak bos," ucap Achi mengambil kesimpulan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...