68

30 8 20
                                    

Dengan langkah lebar dan bersemangat, Leo pun segera bergegas menuju kelasnya Ina. Sepanjang jalan menuju kelasnya Ina, Leo tidak henti-hentinya bersiul bahagia.

"Ina eh assalamualaikum pak Ahmad, Ina-nya saya ada?" tanya Leo begitu memasuki kelas Ina dan ada pak Ahmad yang sedang berada di sana.

"Ina-nya saya Ina-nya saya. Kamu itu belum juga bel berbunyi sudah datang kesini saja nyari Ina!" tegur pak Ahmad yang hanya dibalas cengiran oleh Leo.

"Kan kangen pak," jawab Leo dengan wajah tanpa dosanya.

"Cieee uwuuuuuu!!!" sorak teman-teman sekelas Ina.

"Ciee!!!!"

Bukannya merasa malu, Leo malah semakin menyombongkan diri.

"Ina yuk kita jalan," ajak Leo sembari menghampiri Ina yang tengah tersenyum menatap Leo.

"Belnya belum berbunyi lho Yo. Kalau mau ajak Ina jalan nanti saja sepulang sekolah kalau sudah bel," ujar pak Ahmad sebelum pak Ahmad keluar dari kelasnya Ina.

"Iya pak. Cerewet banget sih pak Ahmad kayak mak-mak kosan. Aduhhh sakit Chi!!! Ringan tangan banget sih lo kalau sama gue!!" pekik Leo begitu Achi memukul kepala Leo dengan keras.

"Enak aja lo ngata-ngatain pak Ahmad guru ganteng gue!! Emangnya lo siapa hah?!!" omel Achi sembari berkacak pinggang.

"Lo lupa siapa gue? Gue orang yang pernah lo suka tau!" balas Leo tidak mau kalah.

"Eh iya juga ya. Yaudah maaf!" ujar Achi dengan nada sewotnya.

"Yang ikhlas minta maafnya!!" tegur Leo.

"Yaudah kalau nggak mau maaf gue ya nggak usah!"

Ina yang memperhatikan keduanya beradu mulut pun hanya bisa tersenyum geli. Sepertinya semua sudah berjalan seperti biasa ya?

"Yo ayo kita kencan," ajak Ina yang membuat Achi dan Leo menoleh ke arahnya.

"Please deh nggak usah uwu di depan gue," ujar Achi sembari mencebikkan bibirnya kesal.

"Apasih lo ganggu orang kasmaran aja! Yuk Na." Leo pun menggandeng tangan Ina dan segera keluar menuju parkiran.

"Ina mau kemana?" tanya Leo pada Ina.

"Ke taman hiburan yuk Yo," ajak Ina.

Leo pun mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam berapa sekarang.

"Oke ayo."

Dengan bersemangat, keduanya pun berlari dan tiba-tiba saja Ina hampir terjatuh jika Leo tidak menangkapnya.

"Oh ya aku lupa kalau kamu nggak bisa lari Na," ucap Leo menyesal.

"Nggak papa kok. Ina pengen loh bisa lari kayak Yoyo," ujar Ina.

"Asal jangan lari dari kenyataan ya?" tanya Leo yang langsung membuat Ina terdiam dengan pandangan kosongnya.

"Na, kamu nggak papa kan?" tanya Leo khawatir begitu melihat perubahan ekspresi pada wajah Ina.

"Nggak papa kok. Ayo!" Ina pun segera menggandeng tangan Leo dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Mereka pun segera menuju ke belakang sekolah untuk keluar dari sekolah lewat jalan lain karena gerbang depan sekolah masih terkunci mengingat bel pulang belum berbunyi.

Dengan pelan, Ina mengikuti Leo dari belakang sembari menatap was-was ke sekelilingnya karena takut jika ada guru yang memergokinya saat hendak bolos.

"Na kamu naik ke meja itu dulu nanti aku bantu kamu manjatnya," ujar Leo sembari menunjuk ke sebuah meja agar Ina menaikinya.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang