Tidak terasa hari demi hari sudah berlalu. Sudah lebih dari tiga minggu sejak insiden pemerkosaan itu dan Ina pun juga sudah bersekolah seperti biasa meskipun setiap dua kali seminggu ia harus tetap melakukan konseling dengan psikiaternya karena kondisi kejiwaan Ina belum sepenuhnya pulih. Meskipun begitu, Ina sudah mulai kembali seperti semula dan bahkan ia juga mulai berinteraksi dengan teman-temannya seperti biasa.
Hal tersebut cukup untuk Leo merasa lega. Ia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan Ina lagi. Yang lebih membuat Leo lega adalah Ina tidak merasakan hal yang 'aneh' pada tubuhnya terutama di dalam perutnya.
"Maaf, Yoyo nunggu Ina lama ya?" tanya Ina yang terlihat terburu-buru memakai sepatunya.
"Nggak kok," jawab Leo sembari tersenyum. Leo pun turun dari motornya dan berjalan menghampiri Ina, kemudia Leo berjongkok dan membantu Ina memakai sepatunya.
"Nanti sepulang sekolah Yoyo antar Ina ke dokter Ali buat konseling lagi jadi hari ini Ina nggak usah ikut Achi ke mall," ujar Leo sembari mengikat tali sepatu Ina.
"Iya," jawab Ina tanpa perlawanan.
"Yaudah yuk berangkat," ajak Leo sembari menggenggam tangan Ina.
Selama perjalanan, keduanya tidak berhenti bercerita dan mengobrol ria. Leo yang selalu absurd dan Ina yang terlalu polos. Mereka benar-benar pasangan yang saling melengkapi.
Setelah beberapa menit di perjalanan, mereka pun tiba. Leo melihat teman-temannya di 5 CM sedang menunggunya di depan gerbang sekolah sembari melambaikan tangan ke arah Leo.
"Tumben kalian nungguin gue di sini?" heran Leo.
"Ehm Ina ke kelas dulu ya Yo? Bye semua," pamit Ina.
"Iya. Nanti aku jemput di kelas kamu," ujar Leo yang di angguki oleh Ina.
"Hari ini tanggal empat belas," ujar Abe tiba-tiba dengan pandangan sendu.
"Jadi besok ya?" tanya Leo dengan pandangan mata yang menerawang.
"Adik ipar gue. Sebenarnya dia seperti apa?" tanya Abe pada Leo.
"Nggak jauh beda dari gue," jawab Leo sembari meninju pelan lengan Abe dan setelahnya Leo langsung lari begitu Abe hendak membalas Leo.
"Najis punya adik ipar kayak lo!" teriak Abe sembari berlari mengejar Leo.
"Akhirnya semuanya kembali seperti sebelumnya ya Niel, gue lega lihatnya," ujar Vernon sembari tersenyum.
"Iya. Semoga kedepannya kita tetap seperti ini," timpal Daniel.
"Tapi suasana sekolah tanpa Vino rasanya agak sepi ya Niel?" ujar Digo.
"Lo pasti kangen marahnya Vino saat diganggu Leo kan? Sekarang kayaknya Abe deh yang bakalan nggantiin posisinya Vino. Tuh lihat aja kelakuannya mereka berdua," ujar Vernon yang disetujui Daniel dan Digo.
🐣🐣🐣🐣🐣
Bunga menatap ke luar jendela sel tahanannya dengan pandangan kosong. Dinginnya lantai ruang tahanan tersebut bahkan sudah tidak dirasakannya. Tiba-tiba saja ia teringat dengan adiknya. Adik kandung satu-satunya yang ia punya. Ah bagaimana ya kabarnya Dimas? Apa ia akan kecewa begitu tahu jika ia di penjara karena membunuh ayah angkatnya yang telah berbaik hati mau mengasuhnya?
Lamunan Bunga dikaburkan oleh suara panggilan seorang sipir wanita yang kini telah membukakan pintu sel tahanannya dan memintanya agar keluar menemui seseorang.
Dalam hati Bunga bertanya-tanya siapa yang ingin menemuinya. Apa dia Abe? Atau Vino? Bisa juga Leo? Ah entahlah yang pasti itu bukan Dimas karena ia belum memberitahu pada Dimas jika ia di penjara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...