50

38 10 26
                                    

Vino terkejut saat membuka pintu ruang rawat Leo. Vino melihat Leo yang sedang mengamuk dan memecahkan apa saja yang ada di dekatnya, bahkan beberapa dokter dan suster yang berada di ruangan tersebut tidak berani menghentikan kebrutalan Leo.

'Ada apa? Bukannya tadi Leo baik-baik saja?' tanya Vino dalam hati.

Vino mengalihkan pandangannya dan melihat Ina yang sibuk menenangkan Leo. Bahkan gadis itu tetap berusaha menghentikan Leo meskipun berkali-kali terjatuh karena dorongan Leo.

"Yo! Berhenti!! Apa yang lo lakuin?!!" bentak Vino sambil mencoba menghentikan Leo yang akan memecahkan kaca jendela dengan vas bunga di tangannya.

Bugh!

"LO BRENGSEKK!!!" maki Leo sambil memukul Vino.

Vino jatuh tersungkur ke lantai. Belum sempat Vino berdiri, Leo sudah memukul Vino lagi.

Bugh!!

"LO ABANG TERBANGSAT YANG GUE PUNYA!!!" ucap Leo penuh emosi.

"Apa maksud lo?" tanya Vino mencoba tidak ikut terpancing emosinya.

"Yo, please hentikan. Yoyo Ina mohon hentikan hiks hiks," pinta Ina sambil menangis sesenggukan.

"Pacar macam apa lo hah?" tanya Leo sambil memegang krah baju Vino.

"PACAR MACAM APA YANG UDAH BIKIN PACAR NYA SENDIRI MATI?!!! apa Yeri kurang?" lanjut Leo.

"Gue nggak ngerti maksud lo apa," ucap Vino jujur. Jujur saja Vino tidak tau ke mana arah pembicaraan Leo. Membunuh siapa? Yeri? No! Bukan Yeri, lalu siapa?

Bugh!

Leo memukul Vino untuk kesekian kalinya. Vino hanya diam enggan membalas pukulan Leo karena dia tau Leo dalam keadaan masih sakit.

"LO UDAH BIKIN LIORA MINUM OBAT SIALAN ITU KAN?!!! DAN SEKARANG DIA MENINGGAL!!!! PUAS LO UDAH NYAKITIN LIORA?!!!" terang Leo yang membuat Vino langsung mengerti apa maksud dari perkataan Leo.

Bugh!

Kali ini bukan tangan Leo yang menyentuh rahang Vino, tapi justru tangan Vino lah yang kini mendarat mulus di rahang Leo yang membuat Leo jatuh tersungkur.

"Siapa yang bilang?!!" tanya Vino menatap Leo tajam.

"Apa itu penting?? Liora mati karena lo bangsat!!" tuduh Leo.

Bugh!

Bugh!

Vino dan Leo saling adu pukulan dan tendangan. Beberapa dokter dan suster yang berada di ruangan tersebut hanya diam tidak berani memisahkan kedua anak bos mereka.

"Yoyo Vino hentikan hiks hiks!!!" teriak Ina mencoba memisahkan mereka berdua, namun nihil.

"Yoyo hentikan!! Ina takut!!" teriak Ina sambil memegang lengan Leo yang langsung ditepis si pemilik tangan sehingga membuat Ina terpelanting dan jatuh dengan kepala membentur dinding. Belum lagi tangannya yang patah belum begitu sembuh membuat Ina merasakan sakit yang luar biasa.

Leo bahkan tidak sempat memperhatikan Ina yang kini terduduk lemas dengan darah yang mengalir di kepalanya dan terus sibuk melayangkan pukulan pada abang sekaligus saudara kembarnya.

"Lo salah paham," desis Vino tajam.

Keduanya sama-sama menghentikan pukulannya dan saling menatap tajam dengan kedua tangan yang sama-sama mencengkeram kerah baju masing-masing.

"Iya. Gue memang salah paham. Gue salah paham tentang lo yang bilang akan selalu jagain Liora, ngebahagiain dia. Tapi apa nyatanya?? Lo sakiti dia!! LO UDAH BUNUH DIA, lo udah buat gue NYESEL sudah melepas Liora buat lo!!" teriak Leo penuh emosi.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang