26. Kembalinya Persahabatan Achi dan Ina

53 13 9
                                    

Leo duduk di sebelah brankar Ina dan menatap Ina yang sedang tertidur dengan intens. Leo mengamati wajah damai Ina dengan perasaan campur aduk.

Perasaannya tidak pernah berubah. Leo hanya menyukai Liora bukan Ina namun sungguh Leo sangat tidak tega melihat Ina terluka karena menyukainya.

"Lo bodoh Na," lirih Leo.

"Lo bodoh kalau suka sama gue. Gue nggak bisa balas perasaan lo tapi gue bisanya cuma nyakiti lo. Lo berhak bahagia tapi bukan sama gue," lanjut Leo.

Leo sadar jika ucapannya tersebut tidak mungkin terdengar oleh Ina karena gadis itu sedang tertidur lelap.

Leo mengamati luka-luka di tubuh Ina.

"Lukanya banyak banget. Pasti sakit ya Na?"

Leo menghembuskan nafasnya pelan dan merogoh ponselnya.

Jam menunjukkan pukul 01:35 dini hari. Leo harus pulang karena dia tidak mau abangnya khawatir. Namun di sisi lain Leo juga mengkhawatirkan sahabatnya. Ina. Ina kecelakaan karena dia jadi sudah seharusnya dia bertanggung jawab.

"Yo lo nggak pulang?" tanya Riski yang baru saja memasuki ruangan tersebut.

"Gue pengen pulang tapi gue harus tanggung jawab juga. Ina kayak gini gara-gara gue," ucap Leo.

"Tapi lo ingat kan apa yang dikatakan abang lo?" tanya Riski.

"Iya gue ingat kok. Tenang aja, gue nggak akan kasih perhatian lebih ke Ina kok. Gue cuma tanggung jawab aja atas kejadian ini," ujar Leo sembari menatap Ina.

"Tapi memangnya lo beneran nggak bisa buka hati buat Ina?" tanya Riski.

"Nggak. Dari awal gue nggak ada perasaan apapun untuk Ina," ucap Leo sembari melihat ponselnya yang berdering.

"Siapa?" tanya Riski.

"Bang Vino," ucap Leo sembari menjawab panggilan tersebut.

"Halo."

"......."

"Kok bisa Liora jatuh bang??" panik Leo.

"......"

"Oke-oke gue kesana sekarang," ucap Leo sembari bergegas pergi namun Riski mencekal lengannya.

"Mau kemana?"

"Liora jatuh dan gue harus kesana. Gue takut dia kenapa-napa. Gue pergi dulu," pamit Leo terburu-buru.

"Terus Ina gimana?" tanya Riski menghentikan Leo.

"Sama lo aja. Gue pergi," ucap Leo.

Leo benar-benar sudah pergi dari ruangan tersebut.

"Lo nggak papa?" tanya Riski pada Ina.

Ina hanya diam tanpa bergeming.

"Gue tau lo nggak tidur," ucap Riski yang membuat Ina membuka matanya.

Riski melihat kedua mata Ina yang sudah merah dan berlinang air mata. Riski tau jika Ina sedari tadi tidak tidur begitu ia melihat satu bulir air mata lolos turun dari matanya begitu mendengar jika Leo tidak akan pernah bisa membuka hati untuknya.

"Gue keluar dulu. Lo bisa nangis sepuasnya disini tanpa harus malu sama gue. Nanti kalau sekiranya lo udah tenang lo bisa panggil gue, gue akan nungguin lo di depan pintu," ucap Riski pengertian.

Setelah kepergian Riski dan di ruangan tersebut hanya ada dirinya, Ina langsung menangis keras. Bibirnya bergetar hebat menahan sakit yang dia rasa. Leo benar-benar tidak bisa membuka hati untuknya.

Leo menyukai Liora bukan dirinya. Ina sadar diri jika Liora jauh di atasnya dan Ina juga sadar jika dia memang tidak akan pernah pantas disukai oleh laki-laki seperti Leo.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang