Dentuman musik yang sangat keras mulai memasuki alat pendengaran Ina. Ditambah lagi bau alkohol yang sangat menyengat mulai membuat perutnya terasa mual dan ingin muntah. 'Tempat apa ini?' tanya Ina dalam hati.
Dengan sedikit takut, Ina pun mulai berani masuk lebih dalam lagi untuk mencari keberadaan Leo. Ya, Leo lah yang mengiriminya pesan tadi. Leo meminta agar Ina datang ke Club sekarang juga dan hal itu pun dituruti Ina, buktinya sekarang ia berada di tempat penuh dosa ini.
Ina mengedarkan pandangannya untuk menelusuri setiap sudut ruangan untuk menemukan keberadaan Leo namun ia masih belum menemukannya.
"Yo kamu di mana?" lirih Ina.
Ina memperhatikan semua yang ada di dalam Club ini. Banyak sekali pria maupun wanita yang sedang asyik berjoget ria mengikuti alunan musik DJ yang sangat keras. Banyak juga wanita berpakaian minim dan berlenggak-lenggok mulai menggoda mencari pria-pria kaya.
Pada saat Ina hendak pergi untuk melanjutkan mencari Leo, tiba-tiba saja ada pria hidung belang yang berjalan mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Ina.
"Mau menemaniku malam ini?" tanya pria itu seduktif.
Bahkan tangan pria itu sudah berani memeluk Ina dari belakang. Ina yang pertama kali mendapat perlakuan seperti itu pun tidak mampu berbuat apapun selain menjerit meminta tolong dalam hati.
'Yo tolongin Ina, Ina takut,' ucap Ina dalam hati sembari mulai meneteskan air matanya.
"Lepaskan saya," cicit Ina.
Argh!
Ina meringis kesakitan karena kakinya yang sebelah kanan terkena serpihan beling botol minuman yang pecah. Ya, saat Ina berlari menuju tempat ini, secara tidak sengaja sandalnya terlepas sebelah.
"Apa? Kamu mau saya lepaskan di-"
Bugh!
Ina tersentak kaget begitu ada seseorang yang langsung mendorong dan memukul pria hidung belang tersebut agar menjauh dari Ina.
"Jangan sentuh dia!"
"Mas Dimas," lirih Ina.
"Ini bukan urusanmu! Pergilah sebelum aku menghajarmu!!" murka pria itu.
"Tentu saja ini urusanku! Dia calon istriku!!" Balas Dimas yang membuat pria hidung belang tersebut tidak dapat berkata-kata lagi.
Pria hidung belang tersebut pun langsung berdecih menatap jijik ke arah Ina dan juga Dimas, lalu sedetiknya ia pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Apa yang kamu lakukan di sini Na?" tanya Dimas dengan nada tidak suka yang kentara.
Ina hanya diam saja tanpa menjawab bahkan Ina kini mulai menangis sesenggukan.
Dimas menatap Ina dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ina hanya menggunakan setelan piyama bergambar Pororo dengan rambut yang dicepol asal dan jangan lupakan tangan Ina yang masih di gendong karena patah. Oh hampir saja lupa, Dimas juga melihat luka di kaki Ina yang terus saja mengeluarkan darah.
"Kita keluar dari sini sekarang ya? Kita obati lukamu," ucap Dimas lembut.
Bukannya menjawab, Ina malah menangis semakin keras. Bahunya bergetar menahan isak dan air matanya tidak henti-hentinya jatuh membasahi pipinya.
Dimas tau, Ina pasti masih sangat syok karena pelecehan yang baru saja dialaminya. Dimas ingin memeluk Ina namun ia tahu mereka masih belum muhrim. Alhasil, Dimas pun melepas jaketnya dan menyampirkannya di pundak Ina kemudian ia menepuk pelan pundak Ina dari atas jaketnya agar tidak menyentuh Ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...