Dengan sempoyongan, Leo berjalan menuju kamarnya. Bahkan ia menutup pintu kamarnya dengan keras. Entahlah Leo benar-benar pusing hari ini.
Baru saja akan merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya, seseorang terdengar mengetuk pintu kamarnya berkali-kalo yang mau tidak mau membuat Leo berjalan menghampirinya dan membuka pintu kamarnya.
"Ada apa bang?" tanya Leo begitu melihat abangnya tengah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Habis dari mana kok tumben nggak ngabarin dulu kalau mau pergi?" tanya Vino khawatir.
"Oh....itu tadi gue cari hiburan sebentar," ucap Leo sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lo mabuk?" tanya Vino karena sedari tadi Vino mencium bau alkohol dari mulut dan pakaian Leo.
"Sedikit," jawab Leo acuh.
"Lo ada masalah? nggak biasanya lo mabuk mabukan kayak gini," ujar Vino.
"Aduh.... gue ngantuk nih bang, besok aja ya nanyanya," kata Leo sambil hendak menutup pintu.
"Ini nggak ada hubungannya dengan jadiannya gue sama Liora kan?" ucapan Vino menghentikan kegiatan Leo.
"Kenapa lo bisa mikir gitu?" tanya Leo dengan nada tersinggung.
"Lo berubah setelah gue jadian sama Liora. Lo beneran nggak ada rasa buat Liora?" tanya Vino curiga.
"Tau apa lo tentang perasaan gue?!!" ucap Leo dengan nada tinggi.
"Gue emang nggak tau perasaan lo. Mangkanya gue nanya sama lo!!" Vino mencoba meredam amarahnya. Jika amarah dilawan dengan amarah yang ada permasalahan mereka tidak akan selesai apalagi sekarang Leo dalam keadaan mabuk jadi Leo mudah sekali terpancing emosinya.
"Terserah lo deh bang, gue capek mau tidur!" Leo menutup pintu kamarnya dengan kasar.
Brak!!!
Leo merebahkan tubuh lelahnya dengan asal di ranjangnya. Baru saja akan memejamkan matanya, lagi-lagi seseorang mengganggunya. Kali ini terdengar dering ponselnya yang bergetar tanda ada panggilan masuk.
Leo mengernyitkan dahinya bingung ketika melihat ada lima belas panggilan tak terjawab dari Achi. Tidak lama kemudian, Leo pun menjawab panggilan Achi.
"Yo gawat!!!" panik Achi begitu panggilannya tersambung.
"Apa?" tanya Leo malas.
"Ina diculik!!! Tadi gue lihat Ina duduk di teras depan rumah tapi pas gue samperin ke sana ternyata Ina nggak ada di sana Yo. Terus gue jalan ke halaman rumah eh gue nemu sandal Ina yang sebelah. Pasti Ina sudah diculik kan Yo?!! Please lo bantuin gue nyari dia ya?!!" pinta Achi sembari menangis keras.
"Lo cari sendiri aja, gue ngantuk!"
Tut!!!
Leo pun memejamkan kedua matanya dan tertidur dengan lelap.
🐣🐣🐣🐣🐣
Sudah lebih dari lima belas menit di perjalanan, Ina maupun Dimas hanya diam tanpa ada yang mau membuka pembicaraan. Keduanya hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.
"Maaf," lirih Ina yang membuat Dimas menoleh ke arahnya.
"Untuk apa?" tanya Dimas heran.
"Atas kejadian tadi, Ina benar-benar minta maaf ya mas. Ina merasa nggak enak banget sama mas Dimas. Harusnya Ina lebih bisa jaga perasaan mas Dimas," ujar Ina penuh penyesalan.
"Nggak papa. Tapi aku mau tanya sama kamu," ucap Dimas.
"Apa mas?" tanya Ina.
"Ehm.. Aku tau aku masih bisa dikatakan orang baru lah dalam hidup kamu bahkan kita juga belum kenal lebih jauh tapi ada satu hal yang mengganggu pikiranku sejak tadi." Dimas mengambil jeda untuk melanjutkan perkataannya. "Sebenarnya aku ada harapan nggak buat masuk ke dalam hatimu?" tanya Dimas sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios (Goodbye Sweet Heart)
RandomSERI KEDUA DARI BE WITH YOU (Tahap Revisi, akan di publish secara berkala) Ini tentang seorang gadis bernama Ina yang sangat menyukai teman sekolahnya yang bernama Leo. Sudah sejak lama Ina tidak berani mendekati Leo apalagi mengungkapkan perasaanny...