20. Leo Berubah

72 17 11
                                    

Seperti biasanya, Leo menjemput Ina untuk berangkat sekolah bersama namun yang membedakan adalah sikap Leo yang berbeda dari biasanya.

Leo yang sekarang lebih cenderung pendiam dan enggan membuka pembicaraan. Ina sadar mungkin sikap Leo padanya saat ini efek dari perkataannya kemarin.

Dalam hati Ina merutuki kebodohannya, seharusnya dia diam saja. Harusnya dia tidak mengungkapkan perasaannya. Harusnya dia memendamnya saja daripada seperti ini. Leo yang diam membuatnya tidak nyaman.

Bahkan selama perjalanan Leo masih enggan membuka pembicaraan.

"Yo," "Na," panggil mereka bersamaan.

"Lo dulu," ucap Leo.

"Yoyo marah sama Ina ya?" tanya Ina takut-takut.

"Nggak," jawab Leo singkat.

"Kok Yoyo diemin Ina?" tanya Ina pelan

"Nggak juga, ini mau nanya," dusta Leo, karena bagaimanapun juga Leo merasa sedikit tidak nyaman setelah pengungkapan perasaan Ina kemarin padanya. Bukannya apa-apa hanya saja Leo sudah menganggap Ina sebagai sahabatnya sendiri dan ketika Ina mengungkapkan perasaannya padanya tiba-tiba saja Leo merasa bersalah. Sekarang ia mengerti apa yang maksud perkataan Riski tempo hari.

"Tanya apa?"

"Lo udah enakan? Masih sakit nggak?" tanya Leo.

Sontak saja Ina yang mendengarkan langsung terdiam sepi kayak judul lagu.

"Udah enakan kok," jawab Ina.

Leo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelahnya mereka kembali terdiam sampai mereka tiba di sekolah.

♡♡♡♡♡

"Kenalin nama gue Liora."

Untuk seperkian detik Leo terpaku melihat sosok cantik di depannya yang sedang memperkenalkan dirinya.

Leo mencoba beberapa kali menggoda abang dan teman-temannya untuk melirik kearah Liora namun mereka sama sekali tidak ada yang tergoda.

"Gue Leo, wah nama kita sama. Lo Lio dan gue Leo. Mungkin kita jodoh," gombal Leo pada Liora.

"Najis."

Bukannya sakit hati, Leo malah tersenyum senang. Cewek ini benar-benar menantangnya dan Leo suka tantangan.

Dalam hatinya Leo tersenyum senang. Dia berjanji akan mendapatkan cewek itu meskipun dia tau kalau cewek cantik di hadapannya ini semenakutkan singa.

♡♡♡♡♡

Begitu selesai pelajaran, Ina langsung berlari ke kelas Leo karena seperti biasa Leo akan mengantarnya pulang.

"Achi Ina duluan ya!" teriak Ina pada Achi.

Namun Achi menahan Ina dan menarik tas bagian belakang Ina agar Ina berhenti.

"Aduh kenapa Chi?? Yoyo pasti udah nungguin Ina," ujar Ina.

"Bentar dulu. Lo nggak kangen apa sama gue? Dulu kita ngejar bis bareng, berantem sama tukang ojek juga bareng eh nggak deng gue doang yang berantem lo nya kan cuma jadi wasit doang."

"Iya-iya terus kamu mau ngomong apa cepetan!"

"Gue pinjem uang lo dong Na."

"Hah?"

"Aduh lo budek ya? Uang gue habis dan gue nggak punya uang sepersen pun buat naik ojek. Pinjemin gue dong Na ntar sampai rumah gue-"

"Bayar?" tebak Ina.

"Nggak lah gila lo gue langsung bayar ntar di rumah. Gue ngutang dulu lah ntar bulan depan gue bayar. Yaa yaa Na please lo temen gue bukan? Jangan pel-"

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang