3. DM Instagram

638 50 8
                                    

"Ki!!! Lo nggak kangen sama gue?!!!!" teriak Leo sambil berlari memasuki basecamp.

"Ya ampun abang Leo sudah datang?" teriak Riski yang dibuat sedramatis mungkin.

"Najis lihat lo berdua kayak orang homo!!" komentar Digo yang sedang asyik bermain game di ponselnya.

"Kadang bersikap tidak perduli itu perlu," balas Leo sok drama pada Digo.

"Orang iri cepat mati!" sahut Riski.

"Sialan lo ngedoain gue cepat mati? Enak aja gue masih jomblo njirrr belum nikah, gue belum ngrasain malam pertama, gue nggak mau mati sekarang!" protes Digo tidak terima didoakan yang jelek-jelek oleh Riski.

Tanpa menghiraukan protesan Digo, Leo langsung duduk di samping Riski yang sedang asyik melihat anak-anak lain bermain sepak bola di bawah sana.

"Kenapa nggak pindah sekolah aja sih nih anak perawan gue yang satu ini? Lo nggak pengen ketemu sama bokap lo ini yang mirip sama Ronaldo setiap hari??" tanya Leo pada Riski sambil terkekeh pelan.

Riski dan Leo sudah bersahabat sejak TK. Waktu itu Leo dan Vino beda sekolah karena Leo ingin sekolah di tempat gadis manis yang ditemuinya di depan TK perwari.

Flashback on

Hari ini si kembar Leo dan Vino akan pergi mendaftar ke sekolah TK. Mereka diantar oleh kedua orang tuanya untuk mendaftar ke TK pilihannya masing-masing.

Pertama mereka datang ke TK perwari. Tanpa mau turun dari mobil bahkan hanya melihat sekilas saja, Vino langsung menolak tidak mau sekolah disana.

"Kenapa?" tanya papanya heran.

"Nggak tau. Pino nggak cuka aja," jawab Vino kecil.

Leo melihat abangnya yang selalu pemilih itu hanya memutar bola matanya lelah. Apa yang kurang coba dengan sekolah itu, area bermain yang lengkap dan bahkan Leo akan memilih untuk tinggal di sekolah daripada di rumah karena dia bisa bermain sepanjang hari di sekolahnya.

Saat mengamati sekolah itu lagi, matanya tidak sengaja melihat seorang gadis kecil yang cantik. Gadis itu sedang bersama ibunya. Melihat senyum gadis itu membuat Leo ikut tersenyum. Senyum yang tampak manis semanis madu berhasil menghipnotis seorang Leo Loeypark.

Leo pun langsung turun dari mobil dan berlari menghampiri gadis kecil itu.

Bugh!!

Leo terjatuh di depan gadis kecil itu. Gadis itu terkejut dan langsung mengulurkan tangannya membantu Leo berdiri.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya gadis itu khawatir.

Leo hanya menggeleng sembari menatap lekat gadis di hadapannya ini. Leo terpesona pada kecantikan gadis di hadapannya ini.

"Ya ampun sayang, lutut kamu terluka," kata ibu dari gadis itu seraya memeriksa lutut Leo yang terluka.

"Leo nggak papa tante."

"Ini plestel untuk luka kamu. Cepet cembuh ya," ucap gadis itu sambil memberikan plester bergambar beruang kepada Leo.

"Tante pamit pergi dulu ya, lain kali hati-hati jangan lari."

"Aku pelgi dulu ya, sampai jumpa lagi."

Gadis itu pergi dari sekolah itu. Leo berasumsi jika gadis kecil itu bersekolah disana. Tanpa menghiraukan sakit di lututnya, Leo segera berlari menuju kedua orang tuanya.

"Ma pa Leo mau cekolah dicini."

"Astaga sayang lutut kamu terluka," pekik Rinta terkejut mendapati luka di lutut putranya.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang