9

489 33 2
                                    


"Ma pa, adek berangkat dulu ya assalamualaikum," pamit Leo.

"Najis lo dipanggil adek, udah tua juga," cibir Digo.

"Bodo amat. Bilang aja kalau lo iri sama cogan kayak gue," balas Leo.

"Kalian mau kemana?" tanya Alden dengan koran di tangannya.

"Leo ngajak kita ke pasar malam om padahal tadi Vernon pengennya ngerjain tugas fisika aja di rumah," jawab Vernon.

"Kamu nggak ngerjain tugas fisika dek?" tanya Rinta.

"Besok aja lah ma," tawar Leo.

"Harusnya dikerjain dulu tugasnya baru jalan," nasehat papanya.

"Besok masih ada waktu pa. Udah adek berangkat dulu ya ma pa. Assalamualaikum," pamit Leo lalu menyalimi kedua orangtuanya diikuti kedua sahabatnya.

"Waalaikumsalam. Abang kamu nggak ikut?" tanya Alden.

"Nggak. Abang lagi pacaran sama tugasnya pa. Pa adek pinjem mobilnya papa ya?" tanya Leo.

"Mobil kamu kemana??" tanya mamanya.

"Di bengkel, kemarin nggak sengaja nabrak pot bunga mama," jawab Leo enteng.

"Apa?!!!!"

"Maaf nggak sengaja ma!!" teriak Leo sembari berlari menghindari amukan Rinta.

♡♡♡♡♡

Setelah beberapa menit di perjalanan yang diisi dengan obrolan tidak berguna dan receh mereka, akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju.

"Wuihhh rame njirrr. Banyak cewek cantik deh kayaknya," ujar Digo begitu melihat keadaan pasar malam yang lumayan ramai.

"Iya tuh. Kita kemana dulu nih?" timpal Vernon antusias.

"Mancing dulu deh. Gue pengen banget dari kemaren soalnya," kata Leo sambil sibuk mencari-cari permainan mancing ikan yang biasanya dimainkan anak-anak.

"Palalo!! Itu mainannya bocah njirr," komentar Digo.

"Bodoamat, serah lo mau kemana tapi gue mau tetep mancing," kekeuh Leo beranjak meninggalkan kedua sahabatnya itu yang nampak keberatan dengan keinginannya.

Mau tidak mau Digo dan Vernon tetep mengikuti Leo dari belakang sembari menatap Leo sebal.

"Gue lebih suka lo mancing keributan daripada lo mancing ikan-ikanan kayak gini sumpah," gerutu Digo saat mereka menemukan permainan yang dimaksud Leo.

"Diam deh, lo ganggu kesukaan gue aja!" balas Leo cuek.

"Bang!! Satu orang berapa?" tanya Leo pada pemilik permainan itu.

"Lima belas ribu mas, buat adiknya ya mas??" tanya pemilik pancing. Pemilik pancing itu menyerahkan pancing-pancingan itu ke Leo.

"Bukan. Buat saya," ucap Leo sambil mengambil pancing tersebut. Pemilik pancing tersebut terheran-heran dengan Leo dan berpikir mungkin masa kecilnya kurang bahagia.

"Heh lo berdua mau ikutan nggak?" tanya Leo tetep fokus pada mancingnya.

"Nggak makasih bisa-bisa hancur deh image gue," tolak Vernon.

"Tau lo yang ada semua cewek cantik disini pada illfeel lagi sama gue," timpal Digo.

"Alay lo!!! Cewek itu kalau suka harus menerima kita apa adanya bukan ada apanya. Jiahahaaa gue dapat gede njirrr hahaha. Eh lo berdua lihat nggak tadi? Gila ikannya gede banget njirr. Eh astagfirullah ada anak kecil dilarang ngumpat!!" heboh Leo membuat anak kecil di sebelahnya langsung mendongakkan kepalanya menatap heran ke arah Leo.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang