18. Bolos 'Lagi'

524 36 21
                                    

Seperti biasanya, Leo yang kebagian membangunkan abangnya selalu kesusahan. Abang gantengnya yang masih ganteng dirinya itu kalau sudah tidur susah sekali dibangunkan.

Leo sudah memasang beberapa alarm tapi tetap saja makhluk satu itu tidak membuka matanya.

"Bang bangun!! Astaga susah banget sih dibangunin! Woyyyy abang!!!!!!!!" teriak Leo.

"Bang kebo!!!!! Bangun napa!! Heran gue, dari tadi gue teriak-teriak sampai suara indah gue habis masih saja molor. Bangggggg!!!!"

Karena tidak ada pergerakan dari Vino, Leo berinisiatif untuk naik keatas ranjang Vino dan melompat-lompat di atasnya.

"Abang bangun!! Ya ampun kebo banget sih jadi orang!! Apa kata fans lo coba kalau tau setiap hari lo itu susah banget dibangunin!"

"Bang kalau lo nggak bangun sekarang, gue bakalan videoin lo terus gue viralin di Instagram biar semua fans lo illfeel sama lo terus pindah jadi fans gue!"

"Bang!!! Dede tuh nggak bisa diginiin!! Bangun astaga abang!!!!! "

Tanpa sengaja, Leo menginjak kaki Vino dan membuatnya terjatuh tepat mengenai punggung Vino.

Bugh!

"Arghh!! Sakit bego! Lo mau bikin punggung gue remuk?!!" protes Vino yang langsung terbangun dari tidurnya.

"Ya gue kan nggak sengaja pinter! Tapi manjur juga ya lonya jadi kebangun kan. Ah besok-besok gue gitu lagi ah biar gue enak bangunin lo."

"Mata lo! Bisa hancur punggung gue! Udah lo ngapain masih nindih gue sih??! Bangun Yo!!" kesal Vino karena sedari tadi Leo masih Setia duduk di punggung Vino.

"Siapa yang nindih?! Gue cuma duduk pinter! Udah ah gue mau turun dulu, kalau sepuluh menit lo belum turun juga gue jamin makanan bakalan habis sama gue."

Yah seperti itulah rutinitas Leo yang selalu membangunkan abangnya. Tidak jarang juga abangnya itu selalu mengeluh jika Leo yang membangunkannya. Tapi namanya juga Leo, dia mah meski sudah dilarang mamanya untuk membangunkan abangnya juga masih ngeyel.

"Siang ma pa," sapa Leo sambil mencium pipi mama dan papanya.

"Pagi juga," balas Rinta dengan menekankan kata pagi yang dibalas cengiran oleh Leo.

"Malam dek," balas Alden menanggapi putra sablengnya.

"Abang kamu sudah bangun?" tanya Rinta sembari menuangkan susu di gelas Leo.

"Sudah. Masih mandi."

"Kali ini adek banguninnya dengan cara apa?" tanya Rinta sembari merangkul pundak Leo dan tersenyum mengancam kearah Leo jika Leo melakukan hal yang aneh-aneh.

"Nggak macam-macam kok ma beneran deh. Leo cuma teriak-teriak kayak penjual sayur komplek," jawab Leo.

"Abang kamu bangun?" tanya Rinta.

"Enggak."

"Terus?"

"Leo loncat-loncat di atas kasurnya."

"Abang kamu bangun?"

"Enggak juga mah."

"Lah terus maksud adek?!!! Gimana caranya abang kamu bangun?" tanya Rinta geregetan dengan jawaban Leo sedangkan Alden hanya tertawa kecil melihat istrinya yang dibuat emosi oleh putranya.

"Leo nggak sengaja nginjek kaki abang dan Leo terjatuh dan tak bisa bangkit lagi di punggungnya. Gitu ma caranya bangunin abang," jelas Leo santai sedangkan mamanya langsung melototkan matanya.

"Leo kan nggak sengaja mah," ucap Leo begitu melihat tatapan tajam sang bunda.

"Abang kamu marah?" tanya Rinta.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang