61

47 9 38
                                    

Vino yang berada di luar ruang rawat Ina pun begitu terkejut ketika mendapati Leo datang. Bagaimana tidak terkejut, Leo datang dengan pakaian penuh bercak darah. Leo tampak berjalan dengan tatapan mata kosong seolah jiwanya sudah menghilang dari raganya.

"Yo," lirih Vino sembari menghampiri Leo.

"Gue kangen sama lo bang mangkanya gue ke sini bukannya lanjut memukuli si bajingan Romi," jelas Leo disertai tawa hambarnya.

"Terus Romi gimana?" tanya Vino.

"Dimas menghalangi gue buat bunuh si Romi. Padahal gue pengen banget habisi Romi," jelas Leo dengan pandangan kosong. Vino pun hanya bisa mengangguk anggukkan kepalanya mendengar penuturan Leo.

"Maaf gue kelepasan bang," sesal Leo tanpa ekspresi.

"Iya nggak papa, gue tahu apa yang lo rasakan. Terus lo mau kemana?" tanya Vino.

"Mau kasih ini ke Ina," jawab Leo sembari menunjukkan sebuah kotak beludru berwarna biru.

Mendengar jawaban Leo, Vino pun tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Vino pun menepuk pundak Leo pelan.

"Tapi sebelum itu, lo harus ganti baju dulu. Lo nggak mau kan Ina khawatir dengan keadaan lo kalau lo datang dengan pakaian penuh darah kayak gini?" tanya Vino lembut yang diangguki Leo.

Vino pun merogoh ponselnya dari saku celananya dan segera menghubungi Vernon agar membawakan Leo pakaian mengingat Vernon mengatakan akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ina.

"Ini semua salah gue," ujar Leo berlinang air mata. Vino yang mendengarnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya menyangkal opini sepihak Leo.

"Dari awal sampai akhir pun gue tetap jadi laki-laki brengsek. Gue nggak becus jagain Ina," cicit Leo.

Vino yang mendengarnya pun langsung memeluk Leo untuk menenangkannya.

"Ini bukan salah lo Yo. Ini bukan salah lo," bisik Vino untuk menenangkan Leo.

"Ini semua sebenarnya adalah karma buat gue, tapi kenapa Ina yang terkena imbasnya?" lanjut Leo sembari terus menangis.

Vino pun hanya dapat mengelus pundak Leo agar Leo tenang. Setelah beberapa saat, Leo pun akhirnya kembali tenang.

"Yo," panggil Vernon yang baru saja tiba diikuti Digo dan Daniel di belakangnya.

Vernon pun menyerahkan satu set pakaian dan peralatan mandi pada Leo agar Leo segera membersihkan badannya.

Leo pun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan mulai membersihkan badannya. Setelah beberapa menit kemudian, Leo keluar dengan pakaian bersihnya.

"Gue masuk dulu," pamit Leo kemudian memasuki ruang rawat Ina.

Achi yang melihat kedatangan Leo pun memutuskan untuk menunggu di luar saja karena ia tahu jika Leo memerlukan waktu berdua dengan Ina.

Sama seperti sebelumnya, Ina sama sekali tidak mau menoleh ke arah Leo.

"Na," panggil Leo pelan namun sekali lagi Ina masih bergeming di tempatnya.

Leo pun menghela nafasnya pelan sembari menyeka air matanya.

"Na aku tadi pergi ke pasar malam bareng vampir sama Vernon, terus aku beliin kamu sesuatu," dusta Leo sembari merogoh saku celananya untuk mengeluarkan kotak beludru berwarna biru tersebut. Padahal sebelum pergi ke tempat Romi, Leo menyempatkan dirinya mampir ke salah satu toko perhiasan untuk membelinya.

Leo pun mengeluarkan isinya dan berniat memakaikannya pada Ina namun Ina langsung menolaknya dan bertingkah seperti ketakutan.

Leo pun mengurungkan niatnya dan pada akhirnya ia hanya menunjukkan pada Ina apa yang sebenarnya ingin Leo berikan padanya.

Adios (Goodbye Sweet Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang