Karina, Giselle, dan Winda menatap jengah ke arah Ningning yang masih saja memeluk erat tubuh Dery. Belum lagi ekspresi Ningning, seperti akan ditinggal perang bertahun-tahun oleh Dery, padahal tunangannya itu hanya pergi ke Amerika selama satu semester. Enam bulan. Tidak lama.
"Kak Dery, nanti harus telpon aku, chat aku. Setiap hari! Enggak boleh absen!" rengek Ningning dalam pelukan Dery.
Untuk seseorang macam Ningning yang independen dan jarang merengek, ini adalah pemandangan baru melihat si gadis merajuk. Apa memang efek long distance relationship bisa merubah sifat orang 180 derajat ya?
"Iya, iya. Kalau chat pasti. Tapi kalau telepon aku enggak janji setiap hari. Jarak waktu kita aja dua belas jam, aku bangun kamu tidur. Aku enggak mau ngeganggu waktu istirahat kamu. Tapi aku usahain dua atau tiga hari sekali telepon. Okay?" balas Dery.
"Bener ya?!" pekik Ningning.
Karina, Giselle, dan Winda menempel pada satu lain. Giselle, as always, menjadi oknum yang pertama kali julid. "Did you see that? It feels like seeing another person inside of her! Perhaps Ningning took a wrong pill today, huh?"
"Enggak ngerti deh, Kak. Aneh banget asli lihat Ningning manja begitu. Bukan Ningning banget!" sahut Winda.
"Setuju gue. Gue aja kaget, bisa nempel banget si Ning sama Kak Dery pas kita ngobrol di Sbux tadi. Sebelumnya mana pernah begitu. Kalau lagi makan bareng aja, enggak ada tuh Ningning dempet dan manja kek sekarang," tambah Karina.
Satria yang berdiri di belakang ketiganya hanya bisa menggelengkan kepala. "Kalian sama aja ya ternyata kayak cewek lainnya, hehe. Suka ngegosip plus julid. Sahabat sendiri juga," celetuk Satria.
Giselle berbalik, tangannya bergerak menutup mulut Satria. Ia dan para gadis lainnya tidak membutuhkan celetukan lelaki itu untuk saat ini. "If you don't have something important to say, might as well stay quiet," ucap Giselle.
Karina memukul tangan Giselle yang tengah menutup mulut Satria. "Lo, ih! Satria enggak ngomong macam-macam juga. Enggak usah lebay! Turunin deh tangan lo!" omel Karina.
"Ya abisnya d..."
"Turunin!" tegas Karina persis seperti emak-emak di drama Korea saat menghadapi anaknya yang bandal.
"Thank you, Rin," ucap Satria setelah Giselle dengan terpaksa menurunkan tangannya.
"Anytime."
Suara Reza mengembalikan atensi Karina, Giselle, Winda, dan Satria pada pasangan yang sebentar lagi harus berpisah. Menjalani hubungan yang dipisahkan oleh jarak ribuan mil dan waktu belasan jam.
"Buset! Kagak lepas-lepas. Kasihan Kakak gue lo pelukin terus. Ayah sama Bunda gue aja belum loh," cibir Reza pada Ningning.
Ningning mendengus. Ia longgarkan pelukan, memberikan kesempatan pada Ayah dan Bunda Dery menuntaskan rasa rindu pada si sulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
notre vie | aespa ✔️
Ficção GeralIni tentang aespa, satu dari banyak 'geng' eksis di Hope University. Karina, Giselle, Winda, dan Ningning mungkin bersahabat, namun keempatnya punya cerita sendiri, dengan lika-liku yang berbeda. #1 on ningning | 2020.12.29 #1 on ningyizhuo | 2020.1...