dua puluh lima

1.1K 186 24
                                    

Ningning terbangun tepat pukul setengah sembilan malam, saat ponselnya berbunyi nyaring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ningning terbangun tepat pukul setengah sembilan malam, saat ponselnya berbunyi nyaring. Lagu dari grup Cina bernama WayV terdengar, nada dering khusus yang Ningning atur untuk kontak Hendery, baik telepon biasa maupun telepon melalui Whatsapp.

Tangan Ningning meraba meja kecil di samping tempat tidur, mengambil dan menerima panggilan tanpa perlu melirik ke layar. Walau masih dalam keadaan setengah sadar, Ningning sudah tahu siapa yang menghubunginya.

"Halo?" ucap Ningning pelan.

"Kamu baru bangun? Abis nginep sama anak-anak tepar banget emang?" tanya Hendery.

"Hehehe, gitu deh!"

"Belum makan ya berarti?"

Ningning melirik jam di dinding. "Belum. Tapi ini kan udah malam, Kak."

"Ya enggak apa-apa, makan aja. Aku udah dibawah nih! Buruan siap-siap, aku mau ngajakin kamu ke Ajo Ramon. Dari kapan tuh kamu pingin banget kan makan sate padang di sana," ajak Hendery.

Ningning langsung bangun dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. "Eh? Ajo Ramon? Serius?"

Hendery tertawa mendengar kehebohan Ningning. "Iya, beneran. Udah buruan, pake baju yang hangat. Minimal pakai cardigan, biar enggak masuk angin."

"Hehehe, siap Kakak sayang! Tungguin ya!"

Setelah memutus sambungan, Ningning segera berlari ke kamar mandi guna mencuci muka dan mengenakan pakaian yang sekiranya pantas. Netranya tak sengaja menangkap hoodie Hendery yang ia pinjam kapan hari. Malas mencari cardigan baru di lemari, Ningning pakai saja hoodie berwarna hitam milik sang kekasih.

Ningning ambil tas selempang kecil yang ia isi dengan dompet dan ponsel, serta liptint berwarna merah stroberi yang baru saja ia poles pada bibir mungilnya. Mengecap beberapa kali agar cairan liptint mengering.

Ningning bergegas mengunci pintu kamar, lalu melesat turun memasuki mobil Hendery. Ia tunjukkan senyum terbaiknya pada sang kekasih yang ikut tersenyum.

"Kak Dery!" pekik Ningning.

Jarang bersikap manja, kini Ningning mengeluarkan jurusnya. "Kak Dery, mau peyuk!"

Hendery bukan tipe orang romantis, tapi kalau kekasihnya sudah manja begini ia jadi merasa gemas. "Sini!" ucap Hendery sembari merentangkan sedikit tangannya karena ruang gerak yang tidak banyak di dalam mobil.

Ningning mendekat, mengalungkan kedua tangannya pada leher Hendery. Sementara Hendery mengeratkan pelukan pada punggung Ningning, dengan memberi beberapa kecupan singkat pada pelipis sang kekasih.

"Ekhem, mau berapa lama lovey dovey-nya, saudara Hendery dan saudari Bening?"

Suara dari kursi tengah membuat pelukan keduanya melonggar dan Ningning menatap horror saat menoleh ke belakang. Ada Reza yang memandang jengah, sementara Ryana sibuk dengan ponselnya.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang