Dengan mengenakan hoodie, celana pendek berwarna hitam, dan sandal rumahan kesayangannya, Winda menuruni anak tangga dengan muka ditekuk. Suara kakinya terdengar nyaring di udara, meraih atensi dari Sena yang duduk di meja makan dan Mama yang tengah sibuk di dapur.
Winda tarik kursi di seberang Sena, menatap kekasihnya itu sengit. "Kamu ganggu jadwal santai aku aja sih! Hari ini kan jadwal tidur!" protes Winda.
"Astaga, Winda! Masa pacar datang malah digituin," celetuk Mama.
Winda menoleh ke belakang. "Ma, you won't understand! Kemarin aku udah seharian loh keluar sama Sena. Dia aja nih alibi, masa bilangnya kita jarang keluar," keluh Winda.
"Kan yang kemarin tuh belum jadian. Kita aja baru jadian kemarin Tante. Jadi jalan yang hari ini tuh kencan pertama setelah jadian. Pas juga loh lagi Valentines Day," sela Sena.
Winda yang kesal langsung saja memukul kepala Sena. "Aw!"
"Sukurin!"
"Winda! Kok dipukul sih Sena-nya? Ga sopan kamu tuh!" Coba Mama tidak lagi sibuk mengaduk masakan di wajan, mungkin sudah dipukul punggung belakang Winda.
"Ih! Jugaan lebih tua aku timbang dia! Dia yang enggak sopan sama aku," elak Winda.
"Terus mau gimana? Tetap enggak mau keluar?" tanya Mama.
"Menurut Mama kenapa aku pakai baju kayak gini? Ya enggak mau lah! Capek!" keluh Winda.
Sena bangkit menarik tangan Winda. "Ya udah, nyantai di kolam renang rumah kamu aja. Tante, Sena boleh kan berenang di belakang?"
"Renang aja. Bawa celana kamu?"
"Udah pakai dari rumah Tante!"
"Ya udah, nanti Tante susulin bawa handuk," balas Mama.
Winda kesal! Kenapa sih Mama-nya sangat mendukung Sena?! Di rumah aja jarang, kok bisa santai banget sama Sena. Itu baru Mama, belum lagi kalau Papa muncul. Winda berasa anak pungut, Sena yang anak kandung orang tuanya.
"Sena, kamu enggak beneran mau beren...aaaa!"
Sena tanpa pikir panjang langsung membuka kaos hitam yang melekat, memperlihatkan tubuh atletisnya. Winda jelas kaget, bahkan gadis itu sampai menutup kedua matanya.
Sena hanya terkikik melihat reaksi Winda. Kaos ia gantung di atas kepala Winda, sementara celana ¾ yang ia kenakan dilempar ke kursi dekat kolam.
"Dah, biarin aja itu kaos kegantung di kepala kamu kalau enggak mau lihat aku berenang," ucap Sena.
Suara deburan air kemudian terdengar. Sena berenang santai, setelah beberapa saat baru berenang dengan semestinya. Winda menarik turun kaos Sena dan memicing ke arah lelaki yang kini sibuk bergerak di dalam air.
KAMU SEDANG MEMBACA
notre vie | aespa ✔️
Narrativa generaleIni tentang aespa, satu dari banyak 'geng' eksis di Hope University. Karina, Giselle, Winda, dan Ningning mungkin bersahabat, namun keempatnya punya cerita sendiri, dengan lika-liku yang berbeda. #1 on ningning | 2020.12.29 #1 on ningyizhuo | 2020.1...