dua puluh dua

1K 175 2
                                    

Karina langsung berlari keluar kamar yang disusul oleh Tama setelah mendengar suara teriakan dari rumah Giselle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina langsung berlari keluar kamar yang disusul oleh Tama setelah mendengar suara teriakan dari rumah Giselle.

"Loh? Rin? Tam? Mau ke mana kok buru-buru?" tanya Mama Karina.

"Ke Giselle!" teriak Karina angin lalu.

Keduanya lari dengan cepat dan langsung masuk ke dalam. Untung saja pagar dan pintu rumah tidak terkunci. Betapa terkejutnya Karina dan Tama saat menemukan Giselle yang tergeletak di lantai dan Satria yang tengah berdebat sambil menangkis serangan dari pria asing.

"Kak, itu Papa-nya Giselle. Kakak bantuin Satria, gue bawa Giselle ke kamarnya," perintah Karina.

Karina mendekati Giselle, membantu gadis itu berdiri dan menuntunnya naik ke kamar. Sementara itu, Tama mendekati Papa Giselle dan langsung memukul rahang si pria, membuat Papa Giselle tersungkur ke lantai, jauh dari Satria.

"Kamu siapa lagi?!" teriak Papa Giselle.

"Anda yang siapa, berani menerobos masuk ke dalam rumah orang?!" balas Tama.

"Ini rumah saya, jadi saya berhak berada di sini!"

Tama mendecih. "Rumah Anda? Bukannya Anda sudah lama bercerai dengan Mama Giselle? Dan seingat saya, tidak ada nama Anda di KK Giselle. Jadi Anda tidak punya hak berada di sini."

Ada gunanya juga mengumpulkan informasi-informasi penting saat meminta Giselle menjadi anggota tim di proyek, jadi Tama punya dasaran tanpa membual saat berdebat dengan Papa Giselle.

Papa Giselle mendengus sebal karena ia kalah telak dalam perdebatan dengan Tama. "Kalian boleh menang kali ini. Tapi jangan kalian pikir saya enggak akan kembali untuk mencari Mama dari Giselle!"

Papa Giselle keluar dari rumah, bahkan Tama dan Satria sampai keluar rumah untuk memastikan pria itu benar-benar keluar dan pergi dari rumah Giselle. Tama menghembuskan napas lega saat mobil berwarna hitam milik Papa Giselle menghilang di pertigaan.

"Lo enggak apa-apa?" tanya Tama.

"Eng...enggak apa-apa, Pak. Nanti bisa saya obatin sendiri," ucap Satria.

"Eh iya, lo ngapain di sini?"

"Tadi saya ditelepon Giselle, Pak. Dia telepon minta tolong ke saya buat ke sini, terus teleponnya dibiarin hidup. Saya jadi mikir ada yang enggak beres, ya udah saya ke sini. Kaget di telepon ada suara orang debat gitu, makin ngebut saya ke sini. Ya walaupun akhirnya telat juga saya datangnya," terang Satria.

"Aduh, jangan panggil gue Bapak kalau di luar kampus. Gue masih muda, santai aja sama gue," sela Tama.

"Ah, enggak apa-apa nih, Pak?"

"Enggak apa-apa. Pakai Kak deh, biar enggak canggung," balas Tama.

"Oke Kak, kalau mau lo gitu." Gaya bicara Satria langsung berubah setelah diperintahkan oleh Tama.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang