enam puluh enam

698 136 5
                                    

Ningning menenggelamkan wajahnya ke meja di antara lipatan tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ningning menenggelamkan wajahnya ke meja di antara lipatan tangan. Kini dirinya menyesal telah berbuat sejahat itu pada Ryana. Perbuatan Reza tentu saja bukan salah Ryana, tetapi Ningning malah berakhir mendatangi si gadis bahkan sampai menamparnya.

Percaya lah! Ningning lebih memikirkan perasaan Ryana ketimbang omongan orang-orang yang melihat kejadian tersebut secara langsung maupun melalui video yang diunggah dan viral di base kampus. Reza memang salah, tetapi membawa kenyataan ini ke Ryana di depan publik pastinya akan membuat si gadis malu dan tersakiti secara bersamaan.

"Ngapain lo ngedesah gitu? Kan keputusan lo ngedatengin Ryana," cibir Giselle.

"Tau! Nyesel 'kan lo sekarang?! Aneh-aneh aja sih lo!" omel Winda.

Ningning mengangkat kepala menampilkan wajah melas. "Ya abis gue enggak tahu pakai cara apalagi buat menghentikan kegilaan si Reza! Masa gue bunuh, enggak lucu ya!"

"Tapi ya kagak lo labrak gitu juga, Ning. Kalau semua chaos di sini sampai kedengeran sama Kak Dery, gimana?" tanya Karina.

Netra Ningning melebar. Ia lupa kalau apapun yang terjadi di kampus, berita pasti akan sangat cepat menyebar. Saking cepatnya, bahkan alumni yang tinggal di luar negeri sejauh Finlandia pun bisa tahu hanya dalam hitungan jam. Bisa dipastikan dalam beberapa jam ke depan Dery akan mengetahui soal tingkah heroiknya. Mungkin saja, Dery sudah tahu sekarang.

"Astaga! Ningning bego!" pekik Ningning sembari memukul kepala sendiri.

Karina tarik tangan si gadis. "Udah ah! Enggak usah mukul kepala sendiri gitu!"

"Udah lewat, enggak bisa lo puter waktunya," ucap Winda.

"Mending mikir yang bakal terjadi ke depannya," celetuk Giselle.

"Satu, lo bakal ngomong apa kalau Kak Dery nanyain. Dua, hubungan lo bakal bertahan atau enggak. Tapi yang paling penting, gimana lo ngadepin Reza? Cepat atau lambat, itu cowok bakal ngedaten..."

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Seperti peribahasa tersebut, Reza tiba-tiba saja muncul sebelum Giselle mampu menyelesaikan kalimatnya. Di belakang si lelaki, ada Jefra dan Yayan yang mengejar. Hendra dan Satria memilih berjalan santai, jauh di belakang. Jeno? Tidak terlihat.

Karina, Giselle, dan Winda otomatis berdiri, menghalangi akses Reza ke Ningning. Suara bisikan dari banyak orang terdengar jelas, namun Reza terlihat tidak peduli. Berbicara dengan Ningning menjadi prioritasnya kini.

"Lo pada bisa minggir enggak?!" ketus Reza.

Giselle mendecih. "Who the fuck you are asking us to walk away? The answer is no!" ucap Giselle dengan penekanan.

"Jangan bikin gue kasar sama cewek."

"Oh! Jadi menurut lo ini salah Ningning? Menurut lo, siapa sih yang bikin Ningning jadi jahat kayak gini? Lo ya Reza!" balas Karina.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang