tujuh puluh empat

737 132 4
                                    

Satria memasuki kamar Giselle setelah mengetuk sebanyak tiga kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satria memasuki kamar Giselle setelah mengetuk sebanyak tiga kali. Namun baru akan mendekati sang gadis yang berdiri dekat lemari pakaian, Giselle menghentikan langkah Satria.

"Jangan dekat-dekat! Aku lagi kemusuhan sama kamu!" sungut Giselle.

"Hah?!"

"Iya, kemusuhan. Pokoknya aku marah sama kamu!" ulang Giselle.

Satria jelas saja kebingungan. Ada salah apa dirinya sampai-sampai Giselle marah padanya? Perasaan tidak kesalahan yang Satria perbuat.

"Loh emang aku salah apa sih?!" tanya Satria kembali melangkah.

Giselle dengan gesit menghindar setiap Satria berada dalam jarak dekat. Satria dibuat pusing dengan tingkah random sang kekasih. Padahal niatnya malam ini buat "apel" dan menikmati martabak manis bersama di depan televisi bersama Mama si gadis, kok sekarang malah dijauhi begini.

"Salah kamu punya sahabat modelan Reza sama Jeno! Pokoknya jauh-jauh!" balas Giselle.

Satria kini paham apa yang membuat Giselle bersikap aneh seperti sekarang ini. Lelaki kemudian tertawa.

"Ngapain ketawa?!" omel Giselle.

Satria kembali mendekati Giselle dan kali ini tidak mau mengalah. Ia tarik Giselle ke dalam pelukan, tak melepas walau gadisnya meronta, memberontak minta dilepas.

"Ih! Lepasin! Jangan peluk-peluk!" pekik Giselle yang membuat tawa Satria mengeras.

"Enggak mau! Orang aku kangen pingin meluk kok," ucap Satria.

"Kok maksa sih!" pekik Giselle. Namun apa daya, Satria kekeh memeluk Giselle. Giselle jadi lelah sendiri karena terlalu banyak gerak kala memberontak.

"Biarin!"

"Lagian kamu mah aneh! Yang bermasalah 'kan Reza sama Jeno, bukan aku. Kenapa aku jadi ikut dimarahin?" tanya Satria penasaran.

Giselle mendengus sebal. "Abisnya, mereka berdua nyakitin sahabat-sahabat aku. Mulai dari Reza yang bikin hubungan Ningning sama Kak Dery jadi berantakan karena obsesi-nya. Belum lagi Jeno yang punya masalah sama Yeji, terus malah manfaatin perasaan Karina. Sudah bahagia sama Kak Tama, masih juga digangguin," curhat Satria.

Satria melonggarkan pelukan, lalu menuntun Giselle untuk duduk di tempat tidur. Satria duduk di sebelah Giselle, meraih kedua tangan si gadis. "Nih ya, aku kasih tau."

"Kasih tahu apaan?!" sungut Giselle.

Satria tertawa, tangannya reflek mengacak surai gelap Giselle. "Udah dong ngerajuknya, makin gemas yang ada kamu tuh. Jadi pingin nyium tahu enggak," goda Satria.

"Macam-macam, aku tendang kamu!" ancam Giselle.

"Enggak lah, enggak! Kamu mah dibercandain enggak bisa."

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang