enam puluh delapan

698 140 4
                                    

⚠️⚠️⚠️
trigger warning!
contain 15+ scene
read with consent!

⚠️⚠️⚠️trigger warning!contain 15+ sceneread with consent!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut. Setelah menghibur Ningning dan berhasil membujuk si gadis untuk makan malam, kini keempatnya duduk di karpet sembari mengudap martabak manis rasa red velvet dengan cream cheese sebagai isian.

Masa bersedih sudah lewat, malam pun mereka habiskan dengan mengobrol. Sembilan puluh persen tentunya digunakan untuk menggoda Karina dan Winda yang sudah memulai suatu hubungan.

"Jadi gimana tuh ciuman pertama sama tunangan sendiri?" goda Giselle pada Karina.

"Manis atau malah hot hot pop?" timpal Ningning, tidak lagi menunjukkan kesedihannya.

"Apaan sih? Enggak gitu ya!" pekik Karina.

"Ya kan tunangan Kakak itu udah matang banget. Siapa tahu jadi ke mana-mana," ucap Winda dengan pandangan jahil. Posisinya, Giselle, Winda, dan Ningning belum mengetahui affair antara Karina dengan Jeno. Entah, kapan Karina akan menceritakan kebenaran pada ketiga sahabatnya itu.

"Enggak, Ya Tuhan! Orang ada Mama sama Ibu-nya Kak Tama, ya kali ke mana-mana," sanggah Karina.

"Berarti kalau enggak ada orang, kalian mau sampai ke fourth base?" goda Giselle.

Karina timpuk wajah Giselle dengan bantal. "Lo kok malah ngartiin kata-kata gue kek gitu sih?! Siapa yang niat begitu?!" sungut Karina.

"Ya enggak ada yang tahu, Kak. Anyway, udah berapa kali tuh lo cipokan sama Kak Tama? Kayaknya udah bolak-balik nih," tanya Ningning menggoda Karina.

"Pertanyaan lo enggak berbobot banget sih, Ning?! Lagian lo kan sering sama Kak Dery, masa nanyain momennya orang lain?!" pekik Karina.

Ningning memukul pelan bahu Karina. "Justru karena gue udah tahu, gue malah kepo! Buru ih cerita! Sama kita-kita aja juga," bujuk Ningning.

Karina mendengus, namun tetap menuruti permintaan Ningning dengan jawaban,"Cuma tiga kali."

"Buset! Cuma tiga kali dong! Tiga mah banyak, Kak!" seru Winda.

"Ceritain lah satu-satu, pas ngapain aja," ucap Giselle memukul bahu Karina pelan.

"Should we really go to the details?! Guys, you aren't serious, are you?!" Karina menatap horor ketiga sahabatnya. Giselle, Winda, dan Ningning memang sahabatnya, tetapi Karina ragu untuk menceritakan pengalaman menjurus yang ia alami.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang