delapan puluh tiga

850 125 2
                                    

"Ini kita mau ke mana sih?! Pakai ditutup segala mata aku!" protes Giselle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kita mau ke mana sih?! Pakai ditutup segala mata aku!" protes Giselle.

Satria tertawa mendengar protesan Giselle. Dari belakang, kedua tangan Satria gunakan untuk menutup mata sang kekasih. Lelaki itu menyiapkan sedikit kejutan untuk Giselle untuk merayakan lulusnya mereka dari Hope University. Memang belum wisuda, tetapi secara legalitas mereka sudah dinyatakan lulus.

Sebelumnya Satria dan Giselle tidak benar-benar punya waktu khusus setelah selesai sidang ujian. Mereka harus merevisi skripsi dari tanggapan dosen pembimbing dan penguji saat sidang dan mengurusi administrasi terkait kelulusan. Mereka juga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Giselle di Manner's Design dan Satria masih menunggu panggilan setelah mengirim CV ke beberapa perusahaan.

Hari ini barulah mereka kosong. Satria manfaatkan dengan memberi kejutan untuk sang kekasih.

"Satria, kok anginnya kencang?"

"Kenapa? Kedinginan?"

"Iya."

"Sabar ya! Dikit lagi sampai kok," ucap Satria.

Satria tuntun Giselle untuk duduk di kursi. Setelah memastikan Giselle nyaman, Satria berpindah duduk di seberang.

"Jangan dibuka dulu matanya," ucap Satria.

Giselle mendengus sebal. "Berapa lama lagi aku harus nutup mata? Bosan!" gerutu Giselle, namun tetap ia turuti permintaan Satria.

Satria kembali tertawa. "Bentar lagi aja kok! Serius aku," ucap Satria menyakinkan.

Giselle menunggu dengan tingkat kesabaran menipis. Sudah dari lima belas menit yang lalu ia menutup mata, saat mobil Satria masih membelah jalanan ibu kota. Jelas saja Giselle kesal.

"Oke. Buka mata kamu," ucap Satria tiga menit kemudian.

Giselle perlahan membuka matanya dan langsung memandang takjub dengan kejutan yang Satria siapkan malam ini.

"Wow?! Ini serius?!" tanya Giselle heboh.

Siapa yang tidak takjub jika diberi kejutan berupa candle light dinner di rooftop hotel berbintang. Didukung pendar cahaya bintang di langit yang jarang terlihat di Jakarta, Giselle menyukai kejutan indah Satria.

"Iya serius," ucap Satria, tangannya turun ke bawah, mengambil sebuket bunga, lalu memberikannya kepada sang kekasih.

"Ha? Bunga juga?!" pekik Giselle.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang