empat puluh tiga

807 152 20
                                    

Ningning dan yang lain melambaikan tangan ke arah Dery yang berdiri di balik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ningning dan yang lain melambaikan tangan ke arah Dery yang berdiri di balik pintu. Setelah pintu tertutup, Ayah dan Bunda memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Reza tak ayal langsung mengajak Ningning pulang.

"Ning, ayo bareng gue sama Ayah sama Bunda. Gue antar pulang," ucap Reza.

"Enggak deh, Kak. Gue pulang bareng Kak Giselle, udah janji mau jalan abis ini," tolak Ningning.

"Ya kan gue udah janji sama Kak Dery buat jagain lo," balas Reza.

Sebelum Ningning membalasㅡyang pastinya akan menjadi another perang dunia seperti semalam jika dibiarkan terjadi, Karina lebih dulu maju menghadapi Reza. "Za, gue paham betul Kakak lo nitipin Ningning di lo karena lo adiknya. Dia percaya sama lo. Tapi Ningning udah besar. Even before dia ketemu sama Kakak lo, Ningning bisa ngelakuin apapun sendiri. Dan sekarang, dia udah ada janji sama kita-kita. Kita yang bakal mulangin Ningning. Enggak usah khawatir," terang Karina.

"Ya udah, gue ikut kalian kalau gitu," ucap Reza tanpa pikir panjang.

"Za, lo jangan berlebihan! Ningning pergi sama sahabat-sahabatnya jugaan, bukan sama orang asing. Dan lo kan harus balik sama orang tua lo, masa lo biarin Ayah-Bunda lo nungguin kita. Enggak sopan dan kita jadi enggak enak." Kini Satria yang bicara.

"Nah lo sendiri ngapain di antara para cewek?!" sewot Reza.

"Ya kan gue yang nyetirin mereka. Mobil aja pakai mobil gue. Ya kali gue yang nawarin ngantar, gue malah tinggal pergi," balas Satria.

"Bilang aja mau ngebucin sama Giselle. Basi lo, Sat," sahut Reza.

"Ya emang kenapa sih kalau Satria ngebucin sama gue? Gue pacarnya lagi. Justru bakal aneh kalau lo yang ada di sini. Pacar lo aja kagak ada di sini! Ningning pacar Kakak lo. Mau lo diminta tolong jagain, masih ada batasannya kali," sewot Giselle.

"Okay, fine! Awas aja sampai Ningning kenapa-napa!" Reza pergi setelah menyelesaikan kata-katanya.

"Weird!" celetuk Winda setelah Reza berlalu.

"Maaf ya, Kak. Kak Reza tuh emang suka gitu, nyeselin. Enggak usah peduliin dia ngomong apa. Mending kita ke gerai Beard Papa aja dulu, baru abis itu caw makan di mie pangsit rekomendasi Kak Satria," ucap Ningning.

"Tapi serius deh Ning, si Reza tuh aneh banget. Setiap di dekat lo, dia tuh aneh. Kek posesif banget sama lo, ngalahin Kak Dery ke lo," ucap Giselle.

"Iya, benar. Enggak sekali dua kali gue nangkap pandangan Reza ke Ningning tuh beda. Dan itu tuh enggak hanya akhir-akhir ini. Dari sejak jaman orientasi juga gitu. Dari sebelum Ningning pacaran sama Kak Dery malah," timpal Karina.

"Kak! Maksud lo apaan sih?!"

"Ingat enggak, dulu gue tuh kating buat grup yang baris sebelah grup lo. Gue udah merhatiin dari waktu itu. Ini cuma firasat gue, tapi Reza kayaknya mendam perasaan deh ke lo. Dia suka sama lo, Ning," terang Karina.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang