tujuh puluh dua

662 130 1
                                    

Suara tersentak dari banyak pasang mata terdengar kala menyaksikan Jeno tersungkur ke lantai, akibat pukulan keras dari seorang pria yang tak lain tak bukan adalah Tama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tersentak dari banyak pasang mata terdengar kala menyaksikan Jeno tersungkur ke lantai, akibat pukulan keras dari seorang pria yang tak lain tak bukan adalah Tama. Siapa yang tidak kenal Tama? Dosen most wanted idaman para wanita itu baru saja memukul Jeno yang berstatus sebagai mahasiswa. Jelas orang-orang terkejut, karena tak seharusnya seorang pengajar melakukan tindak kekerasan pada muridnya. Sebesar apapun kesalahan yang diperbuat mahasiswa tersebut.

Karina sendiri menutup mulut dengan kedua tangan seiring dengan jatuhnya Jeno ke lantai dan mendengar suara napas terengah dari Tama. Sang tunangan seperti baru saja berlari sebelum memukul Jeno keras.

Jeno menyeka darah yang keluar dari ujung bibir sembari mendecih. Ia berdiri dan menatap Tama sinis. "Wow! You came out!" seru Jeno dengan tatapan licik.

Tama tak kalah sinis membalas tatapan Jeno. "Hentikan semua kegilaan kamu, Kaivan Jeno." Tama sebisa mungkin mengontrol suaranya. Mereka boleh bersaudara, tapi di kampus Tama adalah dosen dan Jeno adalah mahasiswa. Cukup sekali tadi Tama kelepasan memukul Jeno karena lancang menarik tangan tunangannya kasar.

Tama bukan cenayang atau apalah hingga dirinya bisa muncul tiba-tiba menjadi penyelamat Karina. Kebetulan Tama ada di gedung yang sama dengan ruangan sidang Karina. Ia melihat dengan mata kepala sendiri kala Karina ditarik paksa oleh Jeno dari sayap kanan gedung berbentuk huruf U tersebut. Tama reflek berlari dan menghajar Jeno saat lelaki itu hendak kembali menyakiti Karina.

Jeno tertawa sarkastik. "Cara bicara yang sangat sopan ya, Bapak Pratama! Sayang, Anda baru saja bertindak tidak sopan dengan memukul saya di depan umum," ucap Jeno.

"Jangan buat saya memakai kekerasan lagi pada kamu," tegas Tama.

"Kenapa? Karena gue abis berbuat kasar sama tunangan lo?!" Seruan Jeno kembali membuat keributan di antara banyak orang yang menyaksikan perseteruan antara si dosen muda dan si mahasiswa.

"Oh! Gue lupa, enggak ada yang tahu kalau Bapak Pratama yang terhormat ini bertunangan dengan mahasiswi di sini! Hebat 'kan? Seorang dosen yang merupakan pengajar, malah punya hubungan asmara sama muridnya," hardik Jeno sembari mendorong Tama dengan jari telunjuk. Lelaki itu tidak ada takut-takutnya bertindak tidak sopan pada Tama.

"But, don't you worry! Gue bisa balikin nama lo yang udah dicap jelek ini. Lo bisa serahin Karina ke gue, maka nama lo bakal bersih seketika. Lagipula, dari awal Karina itu sukanya sama gue bukan sama lo," lanjut Jeno.

Suasana menjadi ricuh seketika. Tama yang kehabisan rasa sabar kembali memukul Jeno dan perkelahian tidak bisa dihindari. Karina yang menyaksikan di depan matanya berteriak kencang, meminta keduanya berhenti. Namun keduanya seakan tuli, membuat Karina tidak bisa melakukan apapun.

Yang gadis itu bisa lakukan hanyalah menangis.

Yang gadis itu bisa lakukan hanyalah menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang