tiga

2.7K 367 53
                                    

Giselle menopang dagunya dengan kedua tangan di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Giselle menopang dagunya dengan kedua tangan di atas meja. Fokus menatap Satria yang tengah sibuk mengunyah pasta pesanan. Lelaki yang lebih muda sebulan darinya itu terlihat sangat menggemaskan saat makan.

Melihat tingkah Giselle, orang tanpa pikir panjang akan mengatai si gadis sebagai budak cinta. Orang waras mana sih, yang lebih memilih menatap seorang lelaki yang sibuk dengan dunianya sendiri ketimbang makanan nikmat di depan mata. Giselle saja yang memilih untuk tidak dianggap berada pada kewarasan yang dipikirkan orang lain, karena menurutnya menatap Satria adalah hal yang waras.

Tapi, kalian percaya enggak sih, kalau sebenarnya Giselle itu tidak pernah percaya yang namanya cinta? Aneh bukan, untuk seseorang yang terlihat mengejar Satria Abdi Wiguna selama dua tahun, nyatanya si gadis tidak setuju jika dikata ia mencintai si murid cerdas Jurusan Teknik Informatika.

Setiap ditanya, maka jawaban yang keluar dari mulut Giselle adalah, "Gue ngejerin Satria tuh murni karena dia ngemesin. Kadang gue sebut Satria gue, ya saking gemesnya gue sama doi. Anggap aja, gue tuh fans setia Satria, kayak orang-orang penggemar K-Pop. Bedanya, gue lebih beruntung soalnya Satria enggak pernah ngusir gue setiap gue ganggu. Yang penting gue enggak diganggu itu dua kunyuk aja."

Alasan Giselle terdengar cukup unik, atau mungkin aneh. Like, masa sih Giselle enggak pernah bawa perasaan selama dua tahun terlihat tergila-gila pada Satria? Sangat mustahil!

"Loh? Selle enggak makan? Itu sayang loh, carbonara kan enggak enak kalau udah terlalu dingin," celetuk Satria saat menyadari Giselle hanya menatap dirinya, tanpa sedikit pun menyentuh makanannya.

Giselle bukannya gelagapan, malah senang bukan main. "Aduh Satria! Kamu nih, kenapa ngegemesin sih?!" seru Giselle.

Satria hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Giselle. Sudah dua tahun, Giselle selalu bertingkah demikian padanya. Satria terlampau biasa, namun tetap saja tidak bisa menahan kepalanya untuk tidak menggeleng. Satria sendiri bingung, kenapa Giselle suka 'mepetin' dia, padahal Satria tidak menganggap si gadis lebih dari teman.

Tidak jelas sih sebenarnya, Satria cuma suka Giselle sebagai teman atau ada perasaan lebih yang lelaki itu tidak sadari. Ya, bagaimana mau sadar, kalau jatuh cinta saja tidak pernah, apalagi pacaran. Satria versus cinta, tidak akan pernah bertemu.

"Giselle?" panggil Satria pada Giselle yang tengah menyantap makanan di piringnya.

"Huuum?" gumam Giselle dengan mulut penuh pasta. Bekas bumbu terlihat mengotori sekitar bibir si gadis, membuat niat Satria bertanya batal.

Satria justru tertawa. "Itu makan dulu deh, abisin!"

Giselle tarik pasta yang masih menggantung ke dalam mulut dan menguyah serta menelan dengan cepat. Tak lupa menyeruput sedikit es milo favoritnya.

"Hah! Jadi kenapa manggil-manggil?" tanya Giselle dengan senyum manis terpampang di wajah.

Satria makin keras tertawa, membuat Giselle jadi makin gemas. "Ih! Satria! Jangan ketawa, kamu makin ngegemesin!" pekik Giselle.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang